Saturday, July 5, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Kisah Inspiratif Pedagang, Jualan Mainan di Lokasi Hajatan Demi Sekolahkan Anak Hingga Sarjana

journalist-avatar-top
Sabtu, 5 Juli 2025 18.22
kisah_inspiratif_pedagang_jualan_mainan_di_lokasi_hajatan_demi_sekolahkan_anak_hingga_sarjana

Seorang pedagang mainan di sebuah hajatan saat sedang menyusun dagangannya. (Foto:Ari/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Setiap pendidikan anak tentunya ada perjuangan keras orang tua. Seperti kisah Ririn (47) yang mampu membiayai pendidikan kedua anaknya dengan berdagang mainan saat masyarakat hajatan pernikahan.

Wanita yang berdomisili di Kecamatan Medan Timur tersebut mengatakan sudah berdagang mainan anak selama 8 tahun hingga saat ini. Hal tersebut dilakukan Ririn demi mempersiapkan masa depan kedua anaknya hingga meraih gelar sarjana.

“Untuk masa depan anak, apapun kita lakukan bang. Alhamdulillah ini bisa jadi rezeki tambahan di waktu akhir pekan,” ujarnya pada Mistar di Jalan Bambu 5, Kecamatan Medan Timur, Sabtu (5/7/2025) sore.

Menurutnya, profesi yang saat ini dijalaninya merupakan langkah dalam mengubah status hidup keluarganya, dengan memaksimalkan pendapatan dirinya berjualan untuk melanjutkan pendidikan bagi kedua anaknya.

“Anak saya dua, satu mau masuk perguruan tinggi negeri di USU, satu lagi masih kelas 1 SMA. Saya ingin masa depan anak saya lebih baik, dan mereka mampu mengubah status ekonomi keluarga kami menjadi lebih baik,” tuturnya.

Ririn mengatakan berdagang mainan tersebut hanya pada hari Sabtu dan Minggu (akhir pekan). Sebab, pasar utama dalam para pelanggannya adalah saat di acara hajatan pernikahan, sunatan, dan lainnya.

“Saya jualan cuma Sabtu dan minggu saja. Karena hari biasa itu saya hanya sebagai ibu rumah tangga. Dan hanya pada akhir pekan aja biasanya ada acara hajatan di Kota Medan Ini,” ujar wanita yang tinggal di Jalan Bilal tersebut.

Ririn menyampaikan dalam sehari mampu meraup omset Rp300.000 - Rp500.000 dalam satu tempat. Dengan mulai berdagang pukul 10.00 WIB - 18.00 WIB dengan berbagai sajian jenis mainan anak-anak seperti mobil-mobilan, balon, mainan masak-masakan, dan lainnya.

“Alhamdulillah cukuplah bang. Walaupun saat ini banyak mainan yang mudah dibeli secara online. Tapi berdagang di hajatan, saya bisa mencapai pendapatan yang normal. Karena anak-anak itu selalu melihat dagangan saya, sehingga mereka meminta beli kepada orang tuanya,” kata Ririn.

Ia mengaku selama 18 tahun berumah tangga bersama suaminya yang berprofesi sebagai kuli bangunan ini memiliki cita-cita tinggi dalam merubah kehidupan ekonomi keluarga yang lebih baik.

“Makanya anak-anak saya adalah harapan saya dan suami, apapun akan kami lakukan untuk mereka. Jadi saya dan suami selalu berupaya lah mencari uang tambahan untuk kesiapan biaya pendidikan anak selanjutnya. Saya ingin lihat anak saya jadi sarjana soalnya,” ujarnya.

Ririn menyampaikan ada beberapa tantangan dan hambatan selama ia berdagang mainan di hajatan. Sehingga kerap menghambat pendapatan dan sulit untuk menabung kebutuhan pendidikan anaknya.

“Paling kalau hujan, atau diusir yang punya hajatan saya juga pernah. Jadi saya juga harus extra mencari informasi di wilayah mana saja yang ada hajatan setiap akhir pekannya. Mulai dari bertanya dengan para tetangga, atau sembari keliling Kota Medan dalam mencari hajatan untuk bisa berdagang bang,” tuturnya.

Dikatakannya, tidak ada kesulitan yang tidak bisa ditaklukan jika ingin mencapai sebuah tujuan. Dengan tekad yang gigih dan pantang menyerah, ia yakin semua akan bisa tercapai.

“Kita harus percaya diri aja. Walaupun berbagai rintangan yang harus dihadapi, dengan selalu berkeliling Kota Medan mencari lapak pada hajatan, menjadikan pembelajaran yang berharga dan berarti bagi hidup saya,” ucapnya sembari menanti pembeli. (Ari/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN