Tragis! Jenazah ASN di Donggala Dibonceng Motor 40 Km Akibat Ambulans Tak Bisa Menjangkau Lokasi

Warga membawa mayat menggunakan sepeda motor sejauh 40 Km (Foto: Istimewa/Mistar)
Sulawesi Tengah
Sebuah video menyedihkan viral di media sosial memperlihatkan jenazah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dibawa menggunakan sepeda motor sejauh 40 kilometer dari pedalaman Kecamatan Pinembani menuju Kota Palu, Kamis (10/7/2025). Peristiwa ini terjadi karena ambulans tidak dapat mencapai lokasi akibat jalan yang rusak parah dan akses yang ekstrem.
Jenazah yang diketahui merupakan seorang penyuluh KB bernama Ariel Huma itu dibalut kain jarik dan diikat di atas jok motor, dengan posisi tubuh terlentang. Aksi ini dilakukan oleh warga karena tidak ada alternatif transportasi darurat yang bisa digunakan.
Akses Buruk, Fasilitas Terbatas
Peristiwa memilukan ini membuka kembali luka lama tentang buruknya infrastruktur kesehatan dan jalan di daerah terpencil. Ambulans yang dimiliki Puskesmas Pinembani dikabarkan dalam kondisi rusak, sementara jalanan berlumpur dan hanya bisa dilalui kendaraan 4WD.
"Kalau tunggu bantuan, bisa sampai malam jenazahnya. Kami terpaksa ambil keputusan berat," kata salah seorang warga yang ikut mengantar jenazah.
Viral dan Tuai Kecaman Publik
Video yang beredar di TikTok dan Facebook menuai respons luas dari masyarakat. Banyak netizen menilai kejadian ini sebagai cerminan nyata ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah. Komentar pedas pun bermunculan:
"Negara harus hadir di mana rakyat butuh! Bukan hanya saat kampanye!. Sejauh 40 kilometer pakai motor bawa jenazah? Ini bukan film horor, ini kenyataan hidup di Indonesia timur."
Bupati Donggala Minta Maaf, Janji Evaluasi
Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban dan masyarakat atas kejadian memilukan ini. Ia berjanji segera memperbaiki fasilitas kesehatan, termasuk memastikan ambulans siap pakai dan mempercepat perbaikan akses jalan menuju wilayah Pinembani.
“Kami turut berduka dan merasa prihatin. Ke depan, layanan darurat di wilayah terpencil akan menjadi perhatian khusus,” ujar Vera dalam konferensi pers.
Pengingat Akan Ketimpangan
Tragedi ini menjadi pengingat keras bahwa reformasi kesehatan tidak hanya soal BPJS atau teknologi canggih di kota besar, tapi juga soal akses dasar bagi warga di pelosok.
PREVIOUS ARTICLE
Jadwal Logo HUT ke-80 RI Dirilis