Presiden Prabowo Luncurkan Sekolah Rakyat: Pendidikan Gratis untuk Putus Rantai Kemiskinan

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi para siswa Sekolah Rakyat mulai dilakukan serentak di 63 titik di seluruh Indonesia, Senin (14/7/2025). (Foto: Panrb/Mistar)
Bogor, Jawa Barat
Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan program nasional Sekolah Rakyat, inisiatif pendidikan berasrama gratis yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini merupakan gagasan strategis Presiden RI Prabowo Subianto untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi melalui pendidikan berkualitas yang inklusif.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Inten Soeweno, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025).
“Sekolah Rakyat adalah strategi besar Pak Presiden Prabowo untuk memberantas kemiskinan struktural. Ini bentuk nyata kehadiran negara agar tak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dalam pendidikan,” ujar Gus Ipul.
Tiga Pilar Sekolah Rakyat: Mulia, Menjangkau, dan Mengubah
Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat berdiri di atas tiga pilar utama, yaitu:
Memuliakan Wong Cilik
Menyediakan fasilitas dan layanan setara sekolah unggulan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Menjangkau yang Belum Terjangkau
Menembus lapisan masyarakat paling bawah yang selama ini tersisih dari pembangunan.
Memungkinkan yang Tidak Mungkin
Menjadi tempat tumbuhnya harapan baru tempat mimpi anak-anak Indonesia menjadi nyata.
Tidak Ada Tes Akademik, Fokus pada Data Ekonomi
Proses seleksi siswa dilakukan tanpa tes akademik, melainkan menggunakan data desil 1 dan 2 dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yakni kategori miskin ekstrem dan miskin.
Baca Juga: Hari Pertama Sekolah Rakyat di Medan
Kurikulumnya mengacu pada kurikulum nasional untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Namun, terdapat tambahan pendidikan karakter berbasis agama, bekerja sama dengan Kementerian Agama.
MPLS Dimulai Serentak di 63 Lokasi
Program MPLS Sekolah Rakyat dimulai serentak di 63 titik lokasi di seluruh Indonesia, mencakup: 13 titik di Sumatera, 34 titik di Pulau Jawa, 8 titik di Sulawesi, 3 titik di Bali dan Nusa Tenggara, 2 titik di Kalimantan dan Maluku, dan 1 titik di Papua.
Total siswa yang terdaftar saat ini mencapai 6.130 orang, yang terdiri dari: SD 75 siswa, SMP 2.800 siswa, dan SMA 3.225 siswa
Mereka akan tinggal di asrama, mendapat seragam lengkap (8 jenis), laptop untuk pembelajaran digital, serta mengikuti tes kesehatan dan tes talent mapping berbasis Artificial Intelligence (AI).
Kota Malang Jadi Salah Satu Pelaksana Awal
Salah satu daerah pelaksana tahap awal program ini adalah Kota Malang, Jawa Timur. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyebut program ini sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah pusat.
“Semua fasilitas sudah disiapkan, termasuk asrama, ruang belajar, dan alat pendukung. Ini kesempatan emas bagi anak-anak kurang mampu untuk belajar secara layak,” jelas Wahyu.
AI untuk Gali Potensi Anak Muda
Dalam proses pengenalan minat dan bakat, para siswa mengikuti tes talent DNA yang dikembangkan oleh Ary Ginanjar (ESQ Corp) menggunakan teknologi AI. Hanya dalam hitungan detik, sistem mampu memberikan gambaran potensi serta profesi yang cocok bagi masing-masing siswa.
Rencana Besar: 200 Titik, 20 Ribu Siswa
Hingga akhir tahun 2025, pemerintah menargetkan 200 titik Sekolah Rakyat akan beroperasi, menjangkau lebih dari 20.000 siswa miskin. Tidak hanya siswa yang dibina, orang tua mereka juga akan mendapat pelatihan keterampilan dan program pemberdayaan. (hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Tragis! Jenazah ASN di Donggala Dibonceng Motor 40 Km Akibat Ambulans Tak Bisa Menjangkau Lokasi