Sekolah Rakyat Ponorogo Kekurangan Guru, Lima Siswa Mengundurkan Diri

Ilustrasi Sekolah Rakyat. (Foto: ppg.dikdasmen.go.id)
Ponorogo, MISTAR.ID
Sekolah Rakyat Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, masih menghadapi kekurangan tenaga pendidik, khususnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan muatan lokal Bahasa Jawa. Di tengah kondisi tersebut, lima siswa mengundurkan diri karena berbagai alasan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Nurhadi Hanuri, memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meski tantangan itu belum teratasi.
“Sekolah Rakyat berjalan dengan baik kendati ada lima siswa yang mundur dan guru belum terpenuhi,” ujarnya melalui pesan singkat, Minggu (10/8/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.
Nurhadi menjelaskan, untuk sementara kebutuhan guru PAI diampu oleh pengasuh sekolah. Sementara guru Bahasa Jawa belum tersedia, dan pihaknya akan mengusulkan pemenuhan tenaga pendidik ke pemerintah pusat.
Saat ini kegiatan belajar mengajar belum dimulai karena sekolah masih menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua pekan.
Lima Siswa Mengundurkan Diri
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ponorogo, Arief Effendi, mengatakan lima siswa yang mengundurkan diri terdiri dari tiga siswa SD dan dua siswa SMP.
“Alasannya karena belum siap tinggal di asrama, masih ingin bersama orang tua, dan ada juga yang mundur karena alasan kesehatan,” ujarnya.
Dinas Sosial telah melakukan kunjungan ke rumah para siswa dan menerima surat pernyataan dari orang tua sebagai bukti pengunduran diri. Pihaknya juga akan mengajukan penggantian siswa karena terdapat calon siswa yang sudah antre.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Ponorogo, Riyanto, yang meninjau sekolah pada Rabu (6/8/2025), meminta pemerintah daerah segera mengajukan permohonan penggantian siswa dan pemenuhan guru ke Kementerian Sosial (Kemensos).
“Guru penentunya bukan sekolah, tetapi langsung dari Kemensos. Kami mendorong percepatan proses ini,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf, yang meninjau MPLS pada Senin (4/8/2025), menyebut pengunduran diri siswa adalah hal wajar. Ia memastikan sistem pengganti berjalan.
“Untuk guru, ada cadangan yang akan diambil sesuai kebutuhan mata pelajaran di sekolah,” ujarnya. []