Indonesia Resmi Beli 42 Jet Tempur J-10C dari China, Tanda Perubahan Arah Strategis?

Ilustrasi, Jet tempur J-10C dari China. (foto:defenseforce/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pemerintah Indonesia mengonfirmasi rencana pembelian 42 unit jet tempur J-10C buatan China, dalam kesepakatan besar pertama yang melibatkan sistem persenjataan utama dari negara non-Barat. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi modernisasi militer nasional, sekaligus menandai kemungkinan pergeseran orientasi pertahanan Indonesia di kawasan Asia-Pasifik.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kepada awak media di Jakarta. “Jet-jet itu akan segera terbang di atas Jakarta,” ujarnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai waktu pengiriman atau konfigurasi pesawat.
Jet tempur J-10C yang dikembangkan Chengdu Aerospace Corporation adalah pesawat tempur multirole generasi keempat yang digunakan secara luas oleh Angkatan Udara China.
Anggaran Capai US$9 Miliar
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membenarkan bahwa Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran pembelian tersebut, yang diperkirakan melampaui US$9 miliar.
“Jadi, semuanya harus siap,” ujar Sadewa. “Tapi saya masih akan memeriksa ulang kapan pesawat-pesawat itu tiba dari Beijing.” Demikian dikutip dari media APnews, Kamis (16/10/2025).
Rencana pembelian ini sebelumnya telah diungkap oleh Brigjen Frega Wenas, juru bicara Kementerian Pertahanan, dan dikatakan masih dalam tahap evaluasi oleh Angkatan Udara Indonesia untuk memastikan efektivitasnya dalam memperkuat sistem pertahanan udara nasional.
Modernisasi Militer dan Diversifikasi Aset
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia secara agresif melakukan modernisasi pertahanan sejak 2019. Pemerintah telah menjalin kontrak pembelian senjata dan sistem pertahanan dari berbagai negara, termasuk Prancis, Turki, Rusia, dan Amerika Serikat.
Beberapa kesepakatan penting lainnya yang telah ditandatangani:
- 42 jet tempur Rafale dari Prancis (pengiriman mulai 2026)
- 48 jet tempur KAAN dari Turki (diumumkan oleh Presiden Erdogan pada Juni)
- 2 kapal selam Scorpene Evolved dan 13 radar Thales dari Prancis
Saat ini, armada Angkatan Udara Indonesia terdiri dari pesawat tempur buatan AS, Rusia, dan Inggris. Namun banyak di antaranya sudah usang dan membutuhkan pembaruan atau penggantian.
Baca Juga: Tegang! Jet Tempur Jerman Intersep Pesawat Pengintai Rusia di Laut Baltik, Kremlin Bantah
Tantangan Geopolitik di Asia Tenggara
Pengamat pertahanan dari Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia (Lesperssi), Beni Sukadis, menilai pembelian dari China berpotensi membawa dampak geopolitik yang signifikan.
“Meskipun Indonesia tidak berpihak secara politik, langkah ini bisa ditafsirkan sebagai pergeseran arah keamanan nasional di tengah dominasi pengaruh militer dan diplomatik China di Asia Tenggara,” katanya.
Ia juga memperingatkan bahwa keputusan tersebut dapat memicu kekhawatiran di kawasan, terutama terkait konflik di Laut China Selatan, wilayah strategis yang kini menjadi pusat ketegangan antara Beijing dan beberapa negara ASEAN. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Ronald Sinaga Tegaskan Ahmad Sahroni Tak Akan Gabung PSI