Tuesday, September 9, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Hubungan Memanas, AS Kerahkan Jet Tempur Dekat Venezuela, Maduro Tambah Pasukan

journalist-avatar-top
Selasa, 9 September 2025 08.51
hubungan_memanas_as_kerahkan_jet_tempur_dekat_venezuela_maduro_tambah_pasukan

10 jet tempur F-35 milik Amerika Serikat dikerahkan ke Karibia di tengah ketegangan dengan Venezuela. (foto:istimewa?mistar)

news_banner

Caracas, MISTAR.ID

Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Venezuela kembali memanas. Washington mengerahkan jet tempur dan kapal perang ke kawasan Karibia dekat Venezuela, sementara Presiden Nicolas Maduro merespons dengan menambah 25 ribu pasukan untuk menjaga kedaulatan wilayahnya.

Ketegangan kedua negara ini bukanlah hal baru. AS diketahui tidak mengakui kemenangan Maduro dalam dua pemilu terakhir. Situasi semakin panas sejak pemerintahan Presiden AS Donald Trump menawarkan hadiah sebesar USD 50 juta atau sekitar Rp815 miliar bagi siapa pun yang berhasil menangkap Maduro atas tuduhan perdagangan narkoba. Caracas mengecam langkah itu sebagai “hal konyol” dan provokasi terang-terangan.

AS Tembaki Kapal Narkoba dari Venezuela

Puncak ketegangan terjadi pada awal September ketika militer AS menembaki sebuah kapal yang disebut membawa narkoba dari Venezuela. Trump menyebut sedikitnya 11 orang yang dituding sebagai “narkoteroris” tewas dalam operasi tersebut.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengatakan kapal itu membawa banyak narkoba ke AS. Ia menuding Venezuela, khususnya geng kriminal Tren de Aragua, berada di balik operasi narkotika lintas negara. Washington bahkan telah menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris pada Februari lalu.

Trump kemudian membagikan video serangan melalui akun Truth Social miliknya. Rekaman drone menunjukkan sebuah speedboat meledak dan terbakar di tengah laut. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio ikut mengonfirmasi bahwa serangan dilakukan terhadap kapal narkoba asal Venezuela.

Namun, Caracas membantah tuduhan itu. Maduro menegaskan Venezuela adalah negara bebas dari produksi kokain dan justru menjadi pihak yang aktif memerangi perdagangan narkoba.

Maduro Kecam Kehadiran Armada AS

Dalam pernyataan publik di Caracas, Maduro menyebut pengerahan delapan kapal perang AS yang dilengkapi 1.200 rudal serta satu kapal selam ke perairan dekat Venezuela sebagai ancaman terbesar bagi benua Amerika dalam 100 tahun terakhir.

“Kehadiran militer ini adalah bentuk agresi langsung terhadap Venezuela,” ujar Maduro, menuding Washington berupaya melakukan pergantian rezim.

Meski demikian, Maduro sempat menunjukkan sikap melunak. Ia menyatakan kesediaan berdialog dengan Trump, meski tetap menuntut rasa hormat terhadap kedaulatan negaranya.

Venezuela Tambah 25 Ribu Pasukan

Merespons eskalasi terbaru, Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino mengumumkan bahwa pemerintah akan menambah sekitar 25 ribu pasukan ke wilayah pesisir dan perbatasan Kolombia. Jumlah ini naik signifikan dari 10 ribu pasukan yang sebelumnya sudah ditempatkan.

“Tidak ada pihak luar yang boleh menginjakkan kaki di tanah kami untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab Venezuela,” tegas Padrino.

Pasukan tambahan itu akan dikerahkan ke Guajira di negara bagian Zulia, Semenanjung Paraguana di Falcon, serta beberapa titik strategis lain seperti Pulau Nueva Esparta, negara bagian Sucre, dan Delta Amacuro. Wilayah-wilayah tersebut dikenal sebagai rute perdagangan narkoba lintas Karibia.

Ancaman Pecahnya Konflik Bersenjata

Dengan pengerahan militer besar-besaran di kedua pihak, ketegangan AS–Venezuela berpotensi berkembang menjadi konflik terbuka. Menurut laporan CNN, Trump bahkan sedang mempertimbangkan opsi serangan lebih lanjut ke target-target yang diduga terkait kartel narkoba di dalam wilayah Venezuela.

Militer Venezuela sendiri berjumlah sekitar 123 ribu personel aktif, ditambah 220 ribu anggota milisi sipil. Maduro menyebut pengerahan pasukan ini bertujuan mempertahankan kedaulatan nasional sekaligus melindungi infrastruktur vital, termasuk kilang minyak terbesar yang berada di pesisir timur laut.

Meski menyuarakan kesiapan militer, Maduro tetap menekankan bahwa Venezuela menginginkan perdamaian. “Tak satu pun dari perbedaan yang kita miliki dapat menyebabkan konflik militer. Venezuela selalu bersedia berdialog, tetapi dengan rasa hormat,” ujarnya.

Namun, dengan adanya kapal perang, jet tempur, hingga ancaman langsung dari Washington, situasi di Karibia diperkirakan masih akan terus memanas. Banyak pihak menilai langkah salah satu negara bisa menjadi pemicu pecahnya perang terbuka, yang bukan hanya berdampak bagi Venezuela dan AS, tetapi juga stabilitas regional di Amerika Latin. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN