Tuesday, September 16, 2025
home_banner_first
MEDAN

Pengamat Politik: Edi Surahman Langgar Etika Kader Golkar dan Halangi Tugas Jurnalis

journalist-avatar-top
Selasa, 16 September 2025 12.27
pengamat_politik_edi_surahman_langgar_etika_kader_golkar_dan_halangi_tugas_jurnalis_

Pengamat Politik Sumatera Utara, Rafriandi Nasution. (foto: istimewa)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Pengamat politik Sumatera Utara (Sumut), Rafriandi Nasution, menilai tindakan Edi Surahman Sinuraya, Sekretaris Komisi E DPRD Sumut, yang membentak jurnalis saat peliputan Rapat Dengar Pendapat (RDP), merupakan bentuk penghalangan terhadap tugas pers serta mencederai etika publik dan politik.

Peristiwa itu terjadi saat jurnalis Harian Mistar, Muhammad Ari Agung, meliput jalannya RDP antara Komisi E dan Dinas Pendidikan Sumut, Senin (15/9/2025). Saat itu, Edi diduga membentak dan secara kasar mengusir jurnalis dari ruang rapat.

“Tindakan itu jelas menghalangi tugas jurnalis dalam mengawasi kinerja legislatif dan menyampaikan informasi ke publik,” ujar Rafriandi, Selasa (16/9/2025).

Rafriandi menambahkan sikap Edi bertentangan dengan instruksi resmi DPP Partai Golkar, yang sebelumnya mengimbau seluruh kader agar menjaga perilaku, menghindari gaya hidup mewah, dan bersikap santun terhadap masyarakat.

“Ini bertolak belakang dengan pernyataan Sekjen Golkar, Muhammad Sarmuji, bahkan Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia. Kalau sampai membentak jurnalis di hadapan publik, itu bukan hanya tidak etis, tapi mencoreng citra partai,” katanya.

Ia juga menilai sebagai politisi, Edi seharusnya memberikan contoh komunikasi yang baik dan menghormati semua profesi, terlebih dalam ruang publik seperti rapat resmi DPRD. “Kalau pun rapat itu bersifat tertutup, semestinya bisa disampaikan secara persuasif, bukan dengan bentakan,” ucap Rafriandi.

Rafriandi mengimbau agar Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut, H Aswin, serta Ketua DPRD Sumut, Erni Ariyanti Sitorus, segera mengambil sikap atas insiden tersebut. Ia juga mendorong DPD Partai Golkar Sumut untuk mengevaluasi etika kadernya.

“Ini harus jadi pembelajaran. Jika dibiarkan, bisa berdampak buruk bagi hubungan legislatif dengan media dan publik,” pesannya.

Ia menekankan bahwa menghormati profesi lain merupakan bagian dari integritas seorang wakil rakyat.

“Tidak seharusnya anggota DPRD, apalagi dari partai besar seperti Golkar, melakukan tindakan merendahkan profesi lain, termasuk jurnalis. Demokrasi butuh ruang terbuka dan saling menghargai,” tutur Rafriandi.

Diberitakan sebelumnya, sikap tak pantas ditunjukkan oleh Sekretaris Komisi E, Edi Surahman Sinuraya, saat pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan Sumatera Utara di ruang rapat Komisi E, Senin (15/9/2025).

Politisi Golkar tersebut bersikap arogan dengan mengusir secara kasar dengan membentak Jurnalis Harian Mistar yang sedang bertugas meliput jalannya RDP bersama antara Komisi E dan Dinas Pendidikan Sumut. (ari/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN