Friday, June 13, 2025
home_banner_first
MEDAN

Guru Besar FK USU Sampaikan Sikap Keprihatinan Jilid II

journalist-avatar-top
Kamis, 12 Juni 2025 16.56
guru_besar_fk_usu_sampaikan_sikap_keprihatinan_jilid_ii

Guru Besar dan Akademisi FK USU menyampaikan sikap keprihatinan jilid II atas kebijakan Kementerian Kesehatan (f:berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU) menyampaikan sikap keprihatinan jilid II para guru besar FK Indonesia, terhadap arah kebijakan dan tata kelola kesehatan nasional.

Prof dr Guslihan Dasatjipta. Sp.A (K) mewakili para guru besar FK menyampaikan, penghargaan dan ucapan terima kasih atas perhatian pemerintah yaitu Presiden Indonesia yang telah menyampaikan perhatian atas keprihatinan yang mereka sampaikan secara terbuka pada 20 Mei 2025 lalu.

"Suara keprihatinan kami hanyalah sebagian saja dari suara berbagai pihak pemangku kepentingan, memiliki keprihatinan yang sama atas gejolak yang timbul menyikapi berbagai kebijakan Menteri Kesehatan (Menkes)," ujarnya saat ditemui di Ruang Pertemuan FK USU, Kamis (12/6/2025).

Dirinya mengatakan jika guru besar juga bagian dari rakyat Indonesia, yang merupakan akademisi perguruan tinggi, terus mengambil bagian ikut berpartisipasi dan berkontribusi atas dinamika tata kelola yang menyangkut kehidupan orang banyak.

"Suara keprihatinan kami ini karena bagian integral perjuangan bangsa dalam menjaga kesehatan masyarakat. Suara keprihatinan kami juga disampaikan setelah melalui analisis wacana kritis, yakni metode etis dan intelektual bagi siapa pun yang menghargai keadilan sosial," ucapnya.

Menurut Dokter Spesialis Anak tersebut, keprihatinan mereka lahir dari proses mendalam, sehingga bukan sekadar reaksi emosional, tetapi bentuk tanggung jawab etis berdasarkan kajian akademik dan telaah kritis terhadap narasi yang dibangun Kementerian Kesehatan.

"Kami tidak melawan perubahan, justru mendukung reformasi yang berbasis pada data, dialog, dan penghormatan terhadap prinsip profesionalisme serta kedaulatan keilmuan," tuturnya.

Guslihan juga mengatakan pihaknya menolak cara-cara yang melemahkan kepercayaan publik, merendahkan martabat akademisi dan profesi kesehatan, serta mengabaikan aspirasi para pendidik.

"Kami tidak lagi dapat mengembalikan kepercayaan kepada Menkes untuk memimpin reformasi dan tata kelola kesehatan yang inklusif, adil, dan berlandaskan bukti, serta kebijaksanaan kolektif bangsa dalam mencapai tujuan program Asta Cita," katanya. (berry/hm16)



REPORTER: