Medan, MISTAR.ID

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr dr Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), menyatakan pihaknya telah mengambil langkah antisipatif terhadap kasus perundungan di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sejak tahun 2022.

“Bahkan sebelum kasus perundungan PPDS ramai dibicarakan, kami sudah mengeluarkan surat edaran yang disosialisasikan kepada seluruh peserta didik, baik yang baru masuk maupun yang sudah menjalani pendidikan,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).

Ia menjelaskan dalam setiap kegiatan pembekalan, khususnya bagi PPDS baru, pihak fakultas selalu menegaskan komitmen terhadap pencegahan perundungan. FK USU juga menyediakan saluran pengaduan dan layanan konseling gratis bagi peserta didik yang merasa menjadi korban.

“Kontak person pengaduan sudah disediakan. Jika ada yang merasa mengalami perundungan, bisa langsung menghubungi. Kami menjamin kerahasiaan pelapor dan siap memberikan bantuan konseling,” katanya.

Lebih lanjut, Aldy menekankan laporan dugaan perundungan harus diverifikasi secara cermat, mengingat karakter pendidikan dokter yang berbeda dengan program studi lainnya.

“Dalam pendidikan kedokteran, ada saat-saat di mana ketegasan atau kemarahan kepada junior dibutuhkan. Ini karena dokter akan berhadapan langsung dengan nyawa manusia. Kalau profesi lain salah, mungkin hanya berdampak pada kerusakan fisik bangunan. Tapi kalau dokter salah, bisa fatal bagi pasien,” ucapnya.

Guru besar di bidang neurologi ini juga menyebutkan, sejak 2023 FK USU telah mewajibkan seluruh ketua program studi spesialis untuk mengadakan pertemuan rutin dengan peserta PPDS, khususnya semester dua ke bawah yang dinilai paling rentan mengalami perundungan.

“Pertemuan ini bertujuan membangun kedekatan dan komunikasi yang baik antara peserta didik dan pimpinan program studi. Harapannya jika ada masalah bisa langsung disampaikan dan diselesaikan,” tuturnya. (berry/hm24)