DPRD Sumut Tolak Penghentian Program MBG

Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) M. Faisal. (Foto: Instagram Faisal/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) M. Faisal menolak usulan penghentian Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Ia menilai kasus keracunan yang dialami ribuan pelajar di beberapa daerah seharusnya dievaluasi, bukan menjadi alasan untuk menghentikan program. Menurutnya, masalah keracunan seharusnya dievaluasi melalui tinjauan.
“Saya tidak setuju jika MBG dihentikan karena adanya dugaan keracunan makanan di beberapa daerah. Sementara, di daerah lain program tersebut berjalan baik dan lancar,” ujarnya, Sabtu (27/9/2025).
Dilanjutkannya “seharusnya kasus keracunan di sejumlah daerah di Indonesia tidak boleh dipukul rata atau diseragamkan dengan daerah lain. Alhamdulillah pada umumnya di daerah lain berjalan lancar dan aman.”
Ia menambahkan, jika kasus keracunan terjadi di suatu daerah, seharusnya Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertugas mengusut secara tuntas dan mencari penyebab utama keracunan yang dialami para siswa.
“Kita harus cari akar masalahnya, BGN harus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. Misalnya, bahan makanan yang sudah tidak fresh lagi, lauk pauk yang disajikan apakah telah memenuhi unsur higienitasnya, hingga sudah layak konsumsi atau tidak,” ucapnya.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), sayur dan lauk harus dimasak di hari yang sama agar layak konsumsi.
“Masalah kebersihan di ruangan yang dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga harus steril. Hal-hal ini yang harus diperiksa agar diketahui apakah ada kesalahan SOP atau unsur kelalaian dari petugas SPPG,” katanya.
Jika para petugas lalai dalam melaksanakan tugasnya, ia meminta BGN menindak petugas yang lalai.
“Kita tak ingin persoalan serupa terulang, makanya ini harus diusut. Sebab program ini merupakan kesiapan Indonesia dalam mencerdaskan generasi dan terbukanya lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Ia menyampaikan, program MBG merupakan upaya dalam menyejahterakan masyarakat sejak sekarang hingga ke masa depan karena dapat menekan angka stunting.
“Masyarakat di Kecamatan Medan Labuhan saya dengar gembira karena anak-anaknya dapat menikmati MBG. Bahkan masyarakat banyak terbantu dengan adanya MBG,” ucapnya.
Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) yang mencatat hingga 21 September 2025 sebanyak 6.452 anak menjadi korban keracunan makanan. (ari/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Kajati Sumut Harli Siregar Resmikan Klinik Pratama Adhyaksa