Calon Rektor USU Nomor Urut 8 ini Dorong Optimalisasi Aset untuk Tekan UKT

Calon Rektor USU periode 2026-2031, Prof Dr Hasim Purba, SH, M Hum nomor urut 8 saat diwawancarai. (foto:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Calon Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) periode 2026-2031, Prof Dr Hasim Purba menegaskan aset-aset besar yang dimiliki USU harus dikelola secara optimal untuk meningkatkan pendapatan universitas sekaligus menekan beban Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa.
Ia menjelaskan USU memiliki aset, salah satunya adalah rumah sakit (RS). Menurutnya, RS tersebut dapat diberdayakan dan diefisienkan agar menghasilkan uang.
“Saya ke rumah sakit pendidikan yang lain, seperti di UGM, benchmarking, itu memberikan kontribusi kepada universitasnya. Rumah sakit USU kita harus begitu,” ujarnya usai mengikuti audisi calon rektor, Rabu (24/9/2025).
Selain itu, USU juga memiliki kebun sawit seluas 400 hektar di Tambunan, Langkat, kemudian lahan 300 hektar di kampus II Kuala Bekala.
“Kita akan bangun di sana bagaimana kampus yang green, mungkin kita buat seperti Kebun Raya Bogor, dan juga bisa wisata yang bisa menghasilkan uang,” tutur calon rektor nomor urut 8 itu.
Kemudian juga kebun sawit di Tabuyung, Mandailing Natal, seluas 5.690 hektar yang masih dalam proses perjuangan pengembalian. Jika ini kembali, maka ia yakin USU akan mendapat keuntungan sekitar Rp20 miliar per bulannya.
“Rp20 miliar itu cukup besar. Apabila itu kita kasihkan insentif kepada fakultas, katakanlah Rp1 miliar atau Rp500 juta per bulan, maka fakultas dengan dekan beserta jajaran akan bangkit untuk meningkatkan semua prodi-prodinya. Itu yang akan kita lakukan,” ujarnya.
Hasim menyebutkan anggaran USU saat ini berkisar Rp1,2 triliun, dengan Rp650 miliar di antaranya untuk belanja rutin. Sisanya digunakan untuk belanja modal. Namun, bantuan pendanaan dari pemerintah semakin berkurang. Maka ia menegaskan USU sebagai PTN-BH harus inovatif.
“Jangan sampai karena pendanaan kurang akhirnya UKT ditingkatkan. Bahkan, UKT harus ditekan agar mahasiswa yang kurang mampu ekonominya, dari keluarga kurang mampu, itu bisa tetap kuliah di USU. Itu hak konstitusional mereka,” katanya.
Selain pemberdayaan aset, ia juga menekankan pentingnya kesejahteraan dosen dan pegawai, serta penguatan otonomi prodi dan fakultas sebagai ujung tombak pelayanan mahasiswa. Infrastruktur, katanya, akan diprioritaskan sesuai kebutuhan fakultas dan program studi.
“Kalau saya sebagai rektor nanti, saya akan turun ke bawah, dan anytime mahasiswa, dosen, pegawai, bahkan warga masyarakat bisa bertemu dengan saya. Anytime,” ujarnya.
Hasim juga mengusung konsep University for Society atau ‘USU untuk masyarakat’. Menurutnya, USU adalah milik masyarakat Sumatera Utara dan harus benar-benar memberi manfaat nyata. Ia bertekad untuk membangkitkan dan memajukan USU kembali.
“Saya yakin dengan potensi besar, mahasiswa sekitar 45 ribu, dosen sekitar tiga ribuan, pegawai dua ribuan, dan seluruh aset yang besar, menjadi potensi besar memajukan masyarakat Sumut, bangsa, dan negara ini, serta berkelas internasional nanti,” ucapnya. (Susan/hm18)