Kasus DBD di Simalungun Meningkat, Dinkes Imbau Warga Terapkan 3M Plus

Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti, penyebab penyakit demam berdarah dengue pada manusia. (Foto: Istimewa/Mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Simalungun, Hamonangan Nahampun, mengingatkan semua orang berisiko terkena Demam Berdarah Dengue (DBD), terutama yang tinggal di daerah rawan penyebaran nyamuk Aedes aegypti.
“Sangat penting untuk melakukan pembersihan dan pencegahan, seperti pemberantasan sarang nyamuk melalui metode 3M Plus, yakni Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penyimpanan air, dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ujar Hamonangan, Selasa (2/7/2025).
Selain penerapan 3M Plus, masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh, sebagai langkah efektif dalam menurunkan risiko penularan DBD.
Berdasarkan data dari Dinkes Simalungun, hingga Juni 2025 tercatat 222 kasus DBD, dengan rincian bulanan sebagai berikut pada Januari ada 38 kasus, Februari ada 42 kasus, Maret ada 41 kasus, April ada 48 kasus, Mei ada 22 kasus, Juni ada 31 kasus.
Adapun untuk wilayah yang tercatat memiliki jumlah kasus tertinggi, antara lain Kecamatan Tiga Runggu, Dolok Batu Nanggar, Gunung Malela, Siantar, Silau Malaha, Rambung Merah, Negeri Dolok dan Pamatang Sidamanik.
“Saat ini ada lima pasien DBD yang masih dirawat. Usia mereka bervariasi, mulai dari 1 tahun hingga 24 tahun. Untuk tahun 2025 ini, syukurnya belum ada laporan kematian akibat DBD atau zero kematian," ujar Hamonangan.
Sebagai ASN dan Kabid P2P, Hamonangan mengaku rutin memberikan edukasi kepada masyarakat melalui Posyandu, Puskesmas, serta melibatkan tokoh masyarakat.
“Kalau lingkungan tidak bersih, nyamuk pembawa DBD akan mudah berkembang. Anak-anak pun bisa terjangkit saat tidur siang di rumah jika lingkungan tidak dijaga. Orang tua harus aktif memastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah,” ucapnya.
Dinkes juga mendorong masyarakat menerapkan langkah-langkah tambahan dari 3M, di antaranya Menanam tanaman pengusir nyamuk, Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, Memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras, dan Menggunakan obat nyamuk atau kelambu.
Dijelaskannya, DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti, yang berkembang biak di air bersih, seperti di kaleng bekas, ban bekas, ember terbuka, dan tempat sejenis lainnya.
Selain lingkungan yang kotor, buruknya sanitasi di beberapa wilayah Simalungun turut menjadi pemicu tingginya kasus DBD. Masih banyak masyarakat yang terbiasa membuang limbah sembarangan, sehingga mempercepat perkembangan nyamuk penyebab penyakit ini. (hamzah/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Simak Keunggulan Program New Rehab 2.0 Bagi Peserta PBPU/BP