Trump Tuduh Elon Musk Pakai Narkoba, Perseteruan Makin Memanas

Donald Trump dan Elon Musk. (f:wp/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Hubungan antara Elon Musk dan mantan Presiden AS Donald Trump kini memburuk secara dramatis, setelah sebelumnya terjalin sebagai sekutu politik.
Perselisihan ini mencuat ke publik setelah saling sindir di media sosial, tuduhan penggunaan narkoba oleh Musk, hingga ancaman serius dari Trump.
Tuduhan Penggunaan Narkoba oleh Elon Musk
Laporan The Times mengungkap bahwa Elon Musk menggunakan narkoba lebih sering daripada yang diketahui publik.
Ia disebut-sebut mengonsumsi ketamin hampir setiap hari, bahkan mencampurnya dengan zat lain selama tahun 2024, ketika berada dalam lingkaran dekat Trump.
Dalam wawancara bersama Don Lemon tahun 2024, Musk mengaku mengonsumsi "sedikit" ketamin untuk mengatasi suasana hati yang buruk, atas resep dokter.
Namun, ia membantah menggunakan dalam jumlah berlebihan karena tuntutan pekerjaan yang tinggi. Pihak Musk maupun pengacaranya tidak memberikan komentar terhadap laporan tersebut. CNN juga sempat mencoba menghubungi perwakilan Musk saat isu ini mencuat.
Ayah Musk Serukan Perdamaian, Puji Putin
Errol Musk, ayah Elon Musk, turut angkat bicara mengenai konflik antara anaknya dan Trump. Dalam konferensi di Moskow, ia mengatakan bahwa ketegangan yang terus meningkat harus segera dihentikan.
“Mereka sudah mengalami tekanan berat selama lima bulan,” ujar Errol Musk.
Ia juga mengisyaratkan bahwa konflik ini akan berakhir “dengan catatan baik”.
Dalam kesempatan yang sama, Errol memuji Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “orang yang stabil dan menyenangkan” serta menuding media Barat menyebarkan informasi keliru tentang Rusia.
Trump Putuskan Hubungan, Ancaman Politik Dilontarkan
Donald Trump secara terbuka menyatakan bahwa hubungannya dengan Elon Musk telah berakhir.
Dalam wawancara dengan NBC News, Trump mengatakan ia tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan tersebut dan mengecam tindakan Musk sebagai “tidak menghormati kantor presiden.”
Puncak konflik terjadi ketika Musk mengkritik keras RUU pajak andalan Trump, menyebutnya sebagai “kekejian yang menjijikkan.”
Meski awalnya tidak menyebut Trump secara langsung, Musk kemudian menuding Trump terkait dengan Jeffrey Epstein melalui unggahan di media sosial, yang belakangan dihapus. Pengacara Epstein membantah tuduhan itu.
Trump membalas melalui platform Truth Social dengan menyebut Musk telah "gila" dan mengancam akan memutus kontrak pemerintah dengan perusahaan milik Musk.
Dampak Politik dan Ancaman Konsekuensi
Musk, yang telah menyumbang sekitar $250 juta untuk kampanye Trump di 2024, mengisyaratkan kemungkinan mendukung kandidat dari Partai Demokrat dalam pemilu mendatang.
Ia bahkan mempertimbangkan untuk mendanai para penantang Partai Republik yang pro terhadap RUU pajak kontroversial tersebut.
Menanggapi hal itu, Trump memperingatkan bahwa jika Musk mendanai Demokrat, akan ada "konsekuensi serius" yang harus dihadapi.
Perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump tidak hanya menjadi perdebatan pribadi, tetapi juga berpotensi memengaruhi dinamika politik dan ekonomi AS, mengingat peran besar keduanya dalam ranah teknologi dan pemerintahan.
Isu perseteruan ini diperkirakan masih akan terus berkembang dalam waktu dekat. Demikian informasi dirangkum dari berbagai sumber media terpercaya, Senin (9/6/2025). (*)
PREVIOUS ARTICLE
Bus Angkut Mahasiswa Tabrak Minivan di Malaysia, 15 Orang Tewas