Elon Musk Desak Pemakzulan Trump, Tuduh Terlibat dalam Kasus Epstein

Elon Musk dan Trump berseteru, Elon mendesak Trump dimakzulkan (f:ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Hubungan antara Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini berada di titik nadir. Padahal, belum lama ini Musk merupakan salah satu pendukung paling vokal Trump, bahkan menjabat sebagai pegawai khusus di Department of Government Efficiency (DOGE). Namun, dukungan itu kini berubah menjadi perseteruan terbuka yang semakin panas dari hari ke hari. Bahkan Elon Musk dengan berani berharap Trump segera dimakzulkan.
Awal mula konflik mencuat setelah Elon Musk secara terbuka mengkritik RUU terbaru yang dijuluki Trump sebagai One Big Beautiful. Dalam unggahannya di platform X, Musk menilai rancangan undang-undang tersebut akan memperparah defisit anggaran negara dan membahayakan stabilitas fiskal jangka panjang.
“Saya tak peduli soal insentif kendaraan listrik. Fokus saya adalah mengurangi utang nasional yang semakin mengancam masa depan Amerika,” tulis Musk dalam tanggapannya.
Tak tinggal diam, Trump balik menyerang. Ia menuduh Musk hanya marah karena RUU itu menghapus insentif pembelian mobil listrik sesuatu yang dianggap vital bagi bisnis Tesla. Trump juga membantah bahwa kemenangannya dalam pemilu lalu bergantung pada dukungan finansial Musk.
“Saya kecewa pada Elon. Dia tahu isi RUU ini, bahkan mungkin lebih baik dari siapa pun, dan tak pernah mempermasalahkannya sampai dia keluar,” ujar Trump.
Elon Musk langsung membantah pernyataan Trump. Ia mengklaim tidak pernah melihat draf RUU tersebut dan menyebut komentar sang presiden sebagai "kebohongan yang sangat kentara." Serangan pun berlanjut ke ranah pribadi.
Dalam unggahan lanjutan, Musk secara eksplosif menyebut bahwa Trump mungkin terlibat dalam berkas rahasia terkait mendiang Jeffrey Epstein, meskipun tidak menyertakan bukti. “Saatnya menjatuhkan bom besar. Trump ada dalam berkas Epstein. Itu sebabnya dokumen-dokumen itu belum dipublikasikan,” tulisnya.
Ia juga mendukung kemungkinan pemakzulan Trump dan menyarankan agar sang presiden digantikan oleh Wakil Presiden JD Vance. “Tandai postingan ini. Kebenaran akan terungkap,” tambahnya.
Trump pun kembali menyerang lewat platform Truth Social, mengklaim bahwa dialah yang memecat Musk dari jabatannya sebagai penasihat khusus pemerintah. Musk membalas dengan sinis, “Sangat menyedihkan. Kebohongan yang kentara.”
Ketegangan antara dua tokoh besar ini menjadi sorotan besar media dan publik, terlebih karena sebelumnya mereka dikenal sebagai sekutu strategis dalam pemerintahan. Kini, pertikaian ini mengungkap sisi lain hubungan kekuasaan, ambisi, dan ego dua figur paling berpengaruh di Amerika. (dtk/hm17)