Washington DC, MISTAR.ID

Miliarder sekaligus CEO Tesla, Elon Musk, resmi mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Selama masa jabatannya, Musk mengaku merasa frustasi karena menghadapi berbagai masalah untuk mereformasi birokrasi, serta pemangkasan anggaran federal.

Pengunduran diri Musk dari Departemen Efisiensi Pemerintah diumumkan, Rabu (28/5/2025) malam. Keputusan ini sekaligus mengakhiri masa tugas penuh gejolak yang ditandai dengan ribuan pemutusan hubungan kerja (PHK), pembubaran sejumlah lembaga pemerintah, serta berbagai gugatan hukum.

Selama bertugas, Musk harus menghadapi lingkungan yang tidak familiar baginya, yaitu dunia birokrasi pemerintahan, dan tidak mampu mencapai target yang ia canangkan. Ia memangkas target pengurangan pengeluaran secara drastisdari semula $2 triliun, turun menjadi $1 triliun, hingga akhirnya hanya $150 miliar, dan semakin menunjukkan kekecewaannya atas hambatan yang dihadapinya.

Beberapa kali, Musk berselisih dengan pejabat senior di pemerintahan Trump yang tidak setuju dengan pendekatannya dalam merombak struktur departemen. Ia pun mendapat tekanan politik dari kalangan pejabat federal atas manuver-manuvernya.

Sejak awal, keterlibatan Musk dalam pemerintahan memang direncanakan bersifat sementara. Belakangan, ia memberi sinyal akan kembali fokus pada bisnis-bisnis utamanya seperti Tesla dan SpaceX.

Namun, kepastian soal waktu pengunduran dirinya sempat tidak jelas bagi sejumlah pejabat pemerintah, hingga akhirnya Musk menyampaikan langsung keputusan itu melalui akun media sosial X miliknya.

"Karena waktu yang dijadwalkan sebagai Pegawai Pemerintah Khusus akan segera berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran," tulis Musk, Jumat (30/5/2025).

Dilanjutkannya, "misi @DOGE akan semakin kuat seiring berjalannya waktu karena menjadi cara hidup di seluruh pemerintahan." (hm20)