Shutdown AS, Pegawai Federal Terpaksa Cari Pinjaman untuk Bertahan Hidup

Pemerintahan AS mengalami shutdown. (foto: istimewa)
Amerika Serikat, MISTAR.ID
Penutupan sebagian operasional pemerintah Amerika Serikat (shutdown) yang telah berlangsung lebih dari sepekan mulai berdampak serius pada kehidupan para pegawai negeri sipil (PNS). Banyak dari mereka kini terpaksa mengajukan pinjaman ke koperasi simpan pinjam atau credit union demi mencukupi kebutuhan hidup akibat gaji yang tertunda.
Juru bicara Navy Federal Credit Union menyebutkan, dalam beberapa hari terakhir telah terjadi lonjakan permintaan pinjaman dari para pegawai federal yang terdampak shutdown. Sistem koperasi simpan pinjam ini memang dirancang untuk memberikan dukungan keuangan jangka pendek bagi pegawai pemerintah selama masa krisis anggaran.
Program yang ditawarkan mencakup pinjaman jangka pendek tanpa bunga selama 90 hingga 180 hari. Tujuannya adalah agar pegawai federal tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa merusak catatan kredit mereka.
Baca Juga: Amerika Serikat Shutdown
Salah satu lembaga yang aktif membantu adalah Cobalt Credit Union, yang melayani lebih dari 120.000 anggota, termasuk mereka yang bekerja di Pangkalan Angkatan Udara Offutt di Nebraska, markas Komando Strategis Amerika Serikat.
"Kami memiliki banyak personel aktif yang masih harus melapor karena terlibat dalam misi global," kata Robin Larson, Presiden dan CEO Cobalt Credit Union, dikutip dari AFP.
Sejak awal Oktober, Cobalt telah menerima sejumlah pengajuan pinjaman dari para anggotanya yang terdampak langsung oleh kebijakan shutdown.
Salah satu pegawai federal yang terdampak adalah Marylin Richard, seorang veteran Angkatan Udara dan Angkatan Laut yang kini bekerja di lembaga pemerintah di Missouri. Ia mengaku sangat bergantung pada gaji bulanannya untuk kebutuhan keluarga.
“Bagi banyak dari kami yang hidup pas-pasan, gaji bulanan sangat penting. Kami hidup dari satu gaji ke gaji berikutnya, dan saat ini kami kehilangan itu,” ucapnya.
Selama shutdown, banyak pegawai federal yang dirumahkan sementara tanpa digaji, sementara sektor esensial seperti militer masih harus tetap bekerja tanpa kepastian pembayaran. “Kami merasa seperti alat tawar-menawar,” kata seorang personel Angkatan Udara AS.