Tuesday, October 28, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Putin Temui Menlu Korea Utara, Bahas Penguatan Aliansi Militer Rusia–Pyongyang

Mistar.idSelasa, 28 Oktober 2025 16.40
JS
putin_temui_menlu_korea_utara_bahas_penguatan_aliansi_militer_rusiapyongyang

Presiden Rusia Vladimir Putin bersulang dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang. (foto:kantorpresidenrusia/mistar)

news_banner

Moskow, MISTAR.ID

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui, di Kremlin, Moskow, pada Senin (27/10/2025).

Pertemuan itu menandai semakin eratnya hubungan strategis antara kedua negara di tengah isolasi internasional akibat sanksi Barat.

Choe memulai kunjungan kerja selama tiga hari ke Rusia sejak Minggu (26/10/2025). Dalam pertemuan hangat tersebut, Putin menyampaikan salam pribadi dan “harapan terbaik” kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.

“Kami membahas hubungan dan prospek pembangunan kami secara rinci di Beijing. Semuanya berjalan sesuai rencana. Mohon sampaikan harapan terbaik saya kepadanya (Kim Jong Un),” ujar Putin, seperti terekam dalam video sambutan resmi yang dirilis Kremlin.

Rekaman resmi dari kantor berita Sputnik menunjukkan Putin menyambut Choe bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Selain bertemu Putin, Choe dijadwalkan berdiskusi dengan Lavrov di Moskow untuk membahas partisipasi kedua negara dalam Konferensi Internasional Keamanan Eurasia ke-3 yang akan digelar di Minsk, Belarus, pada 28–29 Oktober.

“Partisipasi kita dalam konferensi penting ini niscaya akan berkontribusi pada kemajuan tujuan bersama untuk membangun tatanan dunia yang adil, termasuk di Eurasia,” kata Lavrov.

Choe, dalam pernyataannya yang dikutip Korean Central News Agency (KCNA), menyampaikan “ucapan hangat” dari Kim Jong Un dan memuji “kedekatan spiritual” antara Moskow dan Pyongyang.

“Kedua negara memiliki hubungan persaudaraan yang didasari semangat perjuangan dan saling percaya,” ujar Choe.

Hubungan Rusia dan Korea Utara semakin erat sejak penandatanganan pakta pertahanan pada 2024, yang mewajibkan masing-masing negara memberikan dukungan militer jika salah satu diserang pihak ketiga.

Menurut laporan Reuters, Korea Utara telah mengirim sekitar 10.000 tentara untuk membantu Rusia dalam perang di Ukraina. Dari jumlah itu, sekitar 600 tentara Korea Utara dilaporkan tewas di medan tempur, berdasarkan estimasi dari Seoul dan Kyiv.

Pada April lalu, Pyongyang secara terbuka mengakui keterlibatan militernya dalam konflik tersebut. Kim Jong Un bahkan meresmikan sebuah museum di Pyongyang untuk menghormati pasukan Korea Utara yang gugur di Ukraina.

Dalam pidatonya, Kim menyebut pengerahan pasukan itu sebagai “sejarah baru solidaritas militan dengan Rusia yang memiliki aliansi tak terkalahkan.”

Sementara itu, BBC melaporkan bahwa Putin memuji pasukan Korea Utara karena bertempur “dengan berani dan heroik” di medan perang Ukraina.

Hubungan erat Moskow–Pyongyang telah memicu kekhawatiran di Washington. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia memberikan bantuan teknologi kepada Korea Utara, termasuk dalam pengembangan program luar angkasa dan satelit.

Setelah pertemuan Putin–Kim di Beijing bulan lalu, Presiden AS Donald Trump bahkan menuding kedua negara “berkonspirasi melawan AS.” Namun tuduhan itu dibantah oleh Kremlin.

Pertemuan antara Putin dan Choe Son-hui di Kremlin mempertegas bahwa kerja sama Rusia dan Korea Utara terus berlanjut di berbagai bidang, meskipun tekanan diplomatik dari Barat semakin meningkat. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN