Presiden Marcos: Suka Tidak Suka, Filipina akan Terseret Perang Taiwan

Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. (foto: Reuters)
Manila, MISTAR.ID
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyatakan negaranya kemungkinan besar tidak bisa menghindari keterlibatan jika terjadi konflik militer di Taiwan. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers, Senin (12/8/2025), dengan menekankan kedekatan geografis Filipina dan jumlah besar warga negaranya yang tinggal dan bekerja di Taiwan.
"Entah suka atau tidak, Filipina akan terseret dalam konflik jika perang pecah di Taiwan—bahkan jika kami melakukannya sambil menendang dan berteriak," ujarnya.
Marcos Jr juga menegaskan pasukan Filipina—baik dari penjaga pantai, angkatan laut, maupun armada lainnya—tidak akan mundur dalam mempertahankan kepentingan nasional di kawasan Laut Cina Selatan.
Pernyataan ini disampaikan menyusul insiden terbaru di Gosong Scarborough, wilayah sengketa di Laut Cina Selatan. Pada Senin (11/8/2025), penjaga pantai Cina dilaporkan melakukan manuver agresif dan menembakkan water cannon ke arah kapal Filipina.
Ketegangan Lama yang Memuncak
Gosong Scarborough adalah salah satu wilayah yang diklaim oleh beberapa negara di kawasan, termasuk Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan di kawasan ini terus meningkat.
Hubungan Filipina dan Cina kian memburuk sejak Marcos menjabat pada pertengahan 2022. Ia dikenal vokal menentang agresivitas Cina di Laut Cina Selatan dan memperkuat aliansi militer Filipina dengan Amerika Serikat, Jepang, Australia, India, serta beberapa negara Eropa.
Pekan lalu, Marcos memicu kemarahan Beijing usai menyatakan Filipina tidak bisa bersikap netral bila terjadi konflik militer di Taiwan. Selain letak geografis yang berdekatan, sekitar 200 ribu warga Filipina tinggal di Taiwan, sebagian besar sebagai pekerja migran.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Cina menegaskan alasan kedekatan geografis maupun jumlah WNI di Taiwan bukan pembenaran yang sah untuk ikut campur. Beijing kembali menuntut Filipina mematuhi prinsip “Satu Cina” dan memperingatkan agar Manila “tidak bermain api”.
Marcos: Kami Tidak Mencari Perang
Menanggapi protes dari Cina, Marcos menyatakan Filipina tidak berniat ikut campur atau memprovokasi konflik, tetapi hanya menyampaikan realitas. "Kami tidak ingin perang. Tapi jika itu terjadi, kami harus siap. Kami akan terseret ke dalam kekacauan ini, dan kami perlu memiliki rencana," ucapnya.
Sementara itu, juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela, melaporkan kapal Cina sempat mengejar dan menembakkan meriam air ke kapal Filipina di Gosong Scarborough.
Bahkan, dalam aksi pengejaran, kapal penjaga pantai Cina justru bertabrakan dengan kapal Angkatan Laut Cina sendiri, yang menyebabkan kerusakan serius. Filipina menawarkan bantuan medis dan teknis, namun belum mendapat respons dari otoritas Cina.
Saat ditanya apakah Filipina akan menarik kapal dari Scarborough, Marcos menegaskan: "Tidak." Ia menambahkan, "Kami akan terus hadir, terus membela wilayah kami, dan menjalankan hak kedaulatan kami, meskipun ada perlawanan. Ini sudah kami lakukan selama tiga tahun terakhir." (mtr/hm24)