Wednesday, May 14, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

PM Albania Edi Rama Raih Sejarah Masa Jabatan Keempat di Pemilu 2025

journalist-avatar-top
Selasa, 13 Mei 2025 21.56
pm_albania_edi_rama_raih_sejarah_masa_jabatan_keempat_di_pemilu_2025_

PM Albania Edi Rama. (f:dok/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Perdana Menteri Albania, Edi Rama, berhasil mengamankan masa jabatan keempat secara berturut-turut dalam Pemilu 2025.

Hal itu merupakan pencapaian bersejarah di Albania, meski kemenangannya diwarnai dengan tuduhan kecurangan dan tekanan terhadap pemilih.

Partai Sosialis Raih Mayoritas Nyaman

Hasil resmi sementara dari Komisi Pemilihan Albania menunjukkan bahwa Partai Sosialis (PS) yang dipimpin Rama memperoleh 52% suara, mengungguli Partai Demokrat (PD) yang hanya meraih 34% suara.

Dengan 96% suara telah dihitung, PS mengamankan 82 dari 140 kursi parlemen, sementara PD mendapat 52 kursi. Demikian dikutip dari Reuters, Selasa (13/5/2025).

Mayoritas ini memberikan Rama pijakan kuat untuk membentuk pemerintahan baru dan melanjutkan agendanya membawa Albania bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2030.

Namun, para analis menyebut target tersebut terlalu ambisius mengingat tantangan besar dalam reformasi hukum dan pemberantasan korupsi.

Tuduhan Kecurangan dan Seruan Protes

Meskipun unggul, kemenangan Rama tidak diterima oleh oposisi. Pemimpin PD, Sali Berisha, menolak hasil pemilu dan menyerukan aksi protes besar-besaran pada 16 Mei, bertepatan dengan pertemuan para pemimpin Eropa di Tirana.

Berisha menuduh terjadi pembelian suara dan penyalahgunaan kekuasaan, namun belum menyajikan bukti konkret.

Sementara itu, jaksa khusus Albania telah membuka penyelidikan atas 39 kasus dugaan kecurangan, mayoritas berkaitan dengan pembelian suara.

Pengamat internasional dari OSCE juga mencatat adanya “penyalahgunaan sumber daya publik dan tekanan terhadap pegawai negeri serta pemilih” oleh partai yang berkuasa.

Strategi Politik dan Kritik Domestik

Menjelang pemungutan suara, Rama menghapus semua denda pemerintah dari tahun 2015–2024, termasuk denda lalu lintas dan pelanggaran konstruksi.

Oposisi menilai langkah ini sebagai manipulasi politik, menyebut potensi kerugian negara mencapai 200 juta euro.

Meski mendapat dukungan internasional karena menerima migran dari Italia dan pengungsi Afghanistan, Rama dikritik di dalam negeri karena dianggap memimpin dengan sistem patronase dan gagal menekan pengangguran serta korupsi yang melibatkan jaringan kriminal Albania.

Stabilitas Politik di Tengah Ketidakpastian Regional

Berbeda dengan negara-negara Balkan lain yang dilanda krisis politik seperti Serbia dan Bulgaria, kemenangan besar Rama justru menghadirkan stabilitas politik jangka pendek bagi Albania.

Beberapa analis bahkan menyamakan dominasinya dengan Perdana Menteri Viktor Orban di Hongaria.

Namun, tantangan utama tetap ada: menegakkan supremasi hukum, memulihkan kepercayaan publik, dan memastikan jalur menuju keanggotaan Uni Eropa tidak terhambat oleh skandal dan ketidakpercayaan terhadap proses demokrasi. (*)

REPORTER:

RELATED ARTICLES