Friday, September 12, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Pidato Pelajar Viral, Nepal Dilanda Demo Antikorupsi hingga Pemerintah Tumbang

journalist-avatar-top
Jumat, 12 September 2025 10.33
pidato_pelajar_viral_nepal_dilanda_demo_antikorupsi_hingga_pemerintah_tumbang

Pembakaran Gedung Mahkamah Agung Nepal saat aksi demonstrasi berlangsung. (foto reuters mistar)

news_banner

Kathmandu, MISTAR.ID

Sebuah video lama pelajar sekolah menengah di Nepal, Abiskar Raut, kembali viral dan memicu semangat perlawanan terhadap korupsi serta ketidakadilan.

Video pidatonya yang menyinggung isu korupsi, ketidaksetaraan, dan pengangguran diunggah pertama kali pada Maret 2025, namun baru viral pada akhir Agustus, sebelum gelombang demonstrasi besar melanda negeri itu.

Dalam pidatonya di Holy Bell English Secondary School, Raut menyerukan lahirnya “Nepal baru” dan mengajak generasi muda bangkit melawan ketidakadilan.

“Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi? Kita adalah api yang akan membakar habis kegelapan,” ujarnya.

Seruan ini kini dianggap sebagai simbol gerakan rakyat, terutama Generasi Z, yang memimpin protes terhadap praktik korupsi, nepotisme, dan kesenjangan sosial di Nepal.

Demonstrasi Membara, 22 Orang Tewas

Dalam dua pekan terakhir, unjuk rasa kian membesar. Polisi menanggapi dengan represif, menembakkan gas air mata, peluru karet, bahkan peluru tajam. Sedikitnya 22 orang dilaporkan tewas.

Situasi memanas ketika gedung parlemen, kantor pemerintahan, dan rumah pejabat dibakar massa. Perdana Menteri (PM) Khadga Prasad Sharma Oli akhirnya mengundurkan diri setelah empat kali menjabat.

Aksi massa makin diperkuat oleh isu “nepo baby” atau anak pejabat yang hidup glamor di tengah kesulitan rakyat. Mereka kerap memamerkan kekayaan di media sosial, memicu kecemburuan sosial dan kemarahan publik.

Beberapa nama yang disorot antara lain Shrinkhala Khatiwada (putri mantan Menteri Kesehatan), Shivana Shrestha (menantu mantan PM Sher Bahadur Deuba), Smita Dahal (cucu mantan PM Pushpa Kamal Dahal), dan Saugat Thapa (putra Menteri Hukum).

Di balik gejolak politik, Nepal juga menghadapi masalah ekonomi serius. Meski pertumbuhan PDB semester I 2025 mencapai 4,9%, sekitar 83% warga masih bekerja di sektor informal.

Ketergantungan pada remitansi dari tenaga kerja luar negeri menambah kerentanan, apalagi pemerintah sempat menutup 26 aplikasi media sosial yang dinilai rakyat sebagai bentuk pembungkaman demokrasi.

Gelombang protes yang dipicu pidato pelajar itu kini menjelma menjadi krisis politik terbesar Nepal dalam beberapa tahun terakhir. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN