Wednesday, November 5, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Perjalanan Zohran Mamdani: Dari Aktivis Hip-Hop ke Wali Kota Muslim Pertama New York

Mistar.idRabu, 5 November 2025 16.22
journalist-avatar-top
perjalanan_zohran_mamdani_dari_aktivis_hiphop_ke_wali_kota_muslim_pertama_new_york

Zohran Mamdani (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Zohran Kwame Mamdani menorehkan sejarah baru dalam dunia politik Amerika Serikat. Pada Oktober 2025, ia resmi terpilih sebagai Wali Kota Muslim pertama sekaligus yang termuda dalam sejarah New York City. Sosok berusia 34 tahun ini dikenal luas karena kiprahnya sebagai politikus progresif, aktivis keadilan sosial, sekaligus mantan musisi hip-hop yang berani menyuarakan isu-isu kemanusiaan.

Kemenangannya dianggap sebagai simbol perubahan politik di kota metropolitan terbesar AS, sekaligus cerminan semakin kuatnya pengaruh generasi muda dan komunitas multikultural dalam membentuk arah kebijakan publik di Amerika.

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Zohran Mamdani lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991, dari pasangan Mahmood Mamdani, seorang akademisi ternama asal India-Uganda, dan Mira Nair, pembuat film India-Amerika yang dikenal lewat karya Monsoon Wedding. Sejak kecil, Zohran tumbuh dalam lingkungan yang sarat akan nilai-nilai intelektual, seni, dan empati sosial.

Keluarganya sempat menetap di Cape Town, Afrika Selatan, sebelum akhirnya pindah ke New York saat Mamdani berusia tujuh tahun. Di kota inilah ia menghabiskan masa kecilnya dan menempuh pendidikan di Bronx High School of Science, salah satu sekolah publik terbaik di Amerika Serikat. Ia kemudian melanjutkan studi ke Bowdoin College, mengambil jurusan Kajian Afrika dan aktif dalam organisasi mahasiswa yang memperjuangkan keadilan bagi Palestina.

Dari Dunia Musik ke Aktivisme Sosial

Sebelum dikenal sebagai politisi, Mamdani lebih dulu terjun ke dunia musik. Ia menyalurkan kepedulian sosial dan kritik politiknya melalui hip-hop, dengan nama panggung Young Cardamom. Musik baginya bukan sekadar ekspresi, melainkan sarana untuk menyampaikan suara kaum muda yang kerap diabaikan oleh sistem sosial dan ekonomi.

Pengalaman berinteraksi dengan komunitas urban membuatnya semakin sadar akan ketimpangan sosial yang terjadi di New York. Dari sanalah semangat aktivismenya tumbuh — menggabungkan seni, politik, dan keadilan sosial dalam satu napas perjuangan.

Langkah Awal di Dunia Politik

Karier politik Mamdani dimulai pada 2017 saat ia bergabung dengan Democratic Socialists of America (DSA), sebuah organisasi sayap kiri yang mendorong pemerataan ekonomi dan reformasi sosial. Ia kemudian menjadi manajer kampanye untuk beberapa kandidat lokal, termasuk Khader El-Yateem dan Ross Barkan.

Tahun 2020 menjadi titik balik kariernya. Mamdani mencalonkan diri sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York untuk Distrik ke-36 di Queens, dan berhasil mengalahkan petahana Aravella Simotas yang sudah empat periode menjabat. Sejak saat itu, namanya mulai dikenal sebagai salah satu wajah baru progresivisme di Partai Demokrat.

Selama menjabat, ia dikenal lantang memperjuangkan perumahan terjangkau, transportasi publik gratis, serta reformasi sistem kepolisian. Gaya politiknya yang tegas dan berbasis data membuatnya mendapat dukungan luas dari kaum muda, komunitas imigran, dan aktivis sosial.

Maju ke Pemilihan Wali Kota New York

Pada Oktober 2024, Mamdani resmi mengumumkan pencalonannya sebagai Wali Kota New York 2025. Dalam kampanyenya, ia mengusung visi kota yang lebih adil, inklusif, dan ramah terhadap warga kelas pekerja.

Beberapa program unggulannya meliputi bus gratis, peningkatan upah minimum hingga 30 dolar AS per jam pada 2030, pembangunan 200 ribu unit hunian terjangkau, serta pajak progresif untuk korporasi dan miliuner. Ia juga menolak kebijakan imigrasi yang dianggap tidak manusiawi serta mendukung hak-hak komunitas minoritas.

Kampanye akar rumputnya berhasil menarik dukungan luas dari kalangan muda dan progresif. Tokoh-tokoh seperti Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez turut memberikan dukungan terbuka.

Mengalahkan Andrew Cuomo dan Mencetak Sejarah

Dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, Mamdani menghadapi lawan tangguh — mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo. Namun, berkat strategi kampanye digital yang efektif dan kedekatan dengan masyarakat akar rumput, ia berhasil mengungguli Cuomo dengan 56% suara.

Kemenangan ini membawanya melangkah ke pemilihan umum pada November 2025, di mana ia kembali menang dan resmi menjabat sebagai Wali Kota New York. Prestasi ini menjadikannya Wali Kota berdarah India-Amerika pertama, Muslim pertama, dan generasi milenial pertama yang memimpin kota tersebut.

Sosok dan Pengaruh Politik

Mamdani dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati namun tegas. Ia tetap tinggal di apartemen sederhana di kawasan Astoria, Queens, bersama istrinya, Rama Duwaji, seorang seniman keturunan Suriah.

Selain politik, Mamdani dikenal sebagai penggemar olahraga — mendukung klub sepak bola Arsenal dan tim baseball New York Mets. Ia juga fasih dalam beberapa bahasa, termasuk Hindi, Urdu, Bengali, dan Spanyol, yang sering digunakannya saat berinteraksi dengan warga multikultural New York.

Bagi banyak orang, perjalanan hidup Zohran Mamdani menjadi simbol keberanian melawan arus politik lama, sekaligus bukti bahwa suara muda, imigran, dan minoritas kini semakin berpengaruh dalam menentukan arah masa depan Amerika.(hm17)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN