Laut Merah Memerah: MV Eternity C dan MV Magic Seas Tenggelam Dihantam Serangan Houthi

Ilustrasi, Laut Merah Memerah: MV Eternity C dan MV Magic Seas Tenggelam Dihantam Serangan Houthi. (foto:ai/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Dalam kurun waktu 24 jam, pada 6 dan 7 Juli 2025, kelompok bersenjata Houthi melancarkan dua serangan mematikan di Laut Merah. Dua kapal dagang, MV Magic Seas dan MV Eternity C, menjadi target dan tenggelam dalam insiden yang mengguncang dunia pelayaran internasional.
Kronologi Serangan
- Minggu, 6 Juli 2025:
Kapal MV Magic Seas, yang berbendera Liberia dan membawa besi serta pupuk dari Tiongkok ke Turki, diserang oleh delapan kapal cepat, rudal, dan kendaraan permukaan nirawak (USV).
Seluruh awak berhasil diselamatkan oleh kapal Safeen Prism milik Uni Emirat Arab (UEA).
- Senin, 7 Juli 2025:
Kapal MV Eternity C yang mengangkut gandum untuk Somalia diserang 51 mil laut dari Pelabuhan Hodeidah oleh drone laut, RPG, dan kapal cepat bersenjata.
Dari 22 awak kapal (21 warga Filipina dan 1 warga Rusia), dua mengalami luka parah dan dua lainnya dilaporkan hilang. Kapal kini tenggelam.
Alasan Serangan
Kelompok Houthi mengklaim serangan tersebut sebagai bentuk pembalasan terhadap dukungan Amerika Serikat dan negara Barat kepada Israel.
Namun, fakta bahwa kapal-kapal yang diserang adalah pengangkut logistik dan bantuan kemanusiaan, mengundang kecaman internasional.
Reaksi Dunia Internasional
- Israel melakukan serangan udara balasan ke pelabuhan Hodeidah, Ras Isa, dan Salif.
- Amerika Serikat, Uni Eropa, dan NATO mengecam tindakan Houthi dan memperketat patroli laut di Laut Merah.
- Biaya logistik global meningkat, dengan premi asuransi maritim naik 30–50%. Arus kapal di Terusan Suez anjlok 40%, memaksa pelayaran global mengalihkan rute melalui Tanjung Harapan, yang menambah 10–14 hari pengiriman.
Baca Juga: AS Pindahkan Kapal Perangnya ke Laut Merah
Dampak Kemanusiaan dan Lingkungan
Tiga pelaut dilaporkan tewas, dua lainnya mengalami luka serius, termasuk kehilangan anggota tubuh.
Selain korban jiwa, serangan ini menimbulkan potensi besar terhadap pencemaran laut akibat tumpahan bahan bakar dan kerusakan sistem kapal.
Prospek dan Tantangan ke Depan
- Operator pelayaran kini menilai ulang jalur Laut Merah sebagai zona tinggi risiko.
- Negara-negara Barat tengah mempertimbangkan respons militer dan strategi keamanan laut jangka panjang.
- Sektor asuransi dan pelayaran menyiapkan langkah mitigasi untuk mengantisipasi serangan lanjutan dan ketidakpastian rantai pasok global.
Serangan beruntun terhadap kapal dagang sipil di Laut Merah memperlihatkan bahwa kawasan ini tak lagi sekadar jalur perdagangan strategis, melainkan telah berubah menjadi medan konflik bersenjata yang mengancam stabilitas ekonomi dan keamanan maritim global.
Dunia kini dihadapkan pada tantangan serius dalam menjaga keselamatan pelaut sipil dan memastikan kelancaran suplai logistik lintas negara.
Demikian artikel ini disusun berdasarkan laporan berbagai media terpercaya dan diolah dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI), Rabu (9/7/2025). (*)
PREVIOUS ARTICLE
Kolombia dan Uzbekistan Resmi Gabung NDB BRICS