Kebakaran Hutan Besar Landa Spanyol, Jalur Ziarah Terkenal Camino de Santiago Ditutup

Jorge Fernandez dari Granada 401st BRICA (Brigade Penguatan Khusus untuk Kebakaran Hutan di Andalusia) melakukan pembakaran terkendali di desa San Martino de Alvaredos, daerah Lugo, wilayah Galicia, Spanyol, (17/8/2025). (foto:reuters/mikelkonate/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kebakaran hutan hebat kembali melanda Spanyol, menyebar hingga ke lereng selatan Pegunungan Picos de Europa pada Senin (18/8/2025). Pemerintah terpaksa menutup sebagian jalur ziarah populer Camino de Santiago demi keselamatan peziarah dan pendaki.
115.000 Hektar Hutan Terbakar dalam Sepekan
Setidaknya 20 titik api aktif muncul akibat gelombang panas ekstrem yang telah berlangsung selama 16 hari berturut-turut. Wilayah Galicia serta Castile dan Leon menjadi yang paling terdampak, dengan total lahan terbakar mencapai 115.000 hektar hanya dalam waktu sepekan.
“Ini adalah kebakaran terparah dalam 20 tahun terakhir,” ujar Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, dikutip dari Reuters, Senin (18/8/2025).
Asap tebal menyulitkan operasi udara. Helikopter dan pesawat pemadam kebakaran tidak dapat menjatuhkan air secara efektif. Pemerintah mengerahkan 1.900 tentara untuk memperkuat pemadaman di darat.
Akses Jalan dan Kereta Terputus
Selain jalur ziarah, beberapa jalan raya dan layanan kereta api juga harus ditutup. Termasuk jalur strategis antara Astorga dan Ponferrada. Warga dan wisatawan diperingatkan agar tidak memaksakan perjalanan ke wilayah terdampak.
Tragisnya, seorang petugas pemadam meninggal dunia setelah truknya terperosok di daerah Espinoso de Compludo. Total sudah empat petugas pemadam dilaporkan tewas selama kebakaran berlangsung.
Portugal Juga Alami Bencana Serupa
Negara tetangga, Portugal, juga dilanda kebakaran besar. Sepanjang 2025, sebanyak 155.000 hektar hutan telah terbakar—tiga kali lipat dari rata-rata tahunan (2006–2024). Separuh area itu hangus hanya dalam tiga hari terakhir.
Gelombang Panas Terburuk Sejak 1975
Spanyol kini menghadapi gelombang panas terburuk ketiga sejak 1975, dengan suhu mencapai 45°C. Hampir seluruh wilayah berada dalam status peringatan kebakaran ekstrem.
Menteri Robles memperkirakan situasi baru akan membaik apabila suhu mulai menurun pada Senin malam atau Selasa.
Catatan Redaksi:
Situasi ini mencerminkan dampak nyata perubahan iklim terhadap ekosistem dan keselamatan publik. Masyarakat diimbau mengikuti arahan resmi demi keamanan bersama. (*)
PREVIOUS ARTICLE
Rodrigo Paz Pimpin Hasil Awal Pilpres Bolivia, MAS Terpuruk