Israel Kembali Gempur Gaza, Netanyahu Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata

Israel Kembali Gempur Gaza. (Foto: aa.com/Mistar)
Gaza, MISTAR.ID
Ketegangan di Jalur Gaza kembali memanas. Militer Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah titik di Gaza meski kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas masih berlaku.
Serangan itu dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan untuk menggempur Gaza sebagai respons atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas.
Sedikitnya dua orang tewas dan empat lainnya terluka akibat serangan di kawasan permukiman Sabra dan area sekitar Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza utara. Namun, Hamas mengklaim jumlah korban tewas mencapai sembilan orang.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuduh Hamas menyerang pasukan Israel di Gaza. Ia berjanji akan membalas dengan kekuatan besar atas insiden tersebut dan menyebut Hamas telah melanggar perjanjian pengembalian jenazah para sandera.
“Serangan Hamas terhadap tentara IDF hari ini adalah pelanggaran batas yang akan dibalas dengan keras,” ujar Katz, dikutip AFP, Rabu (29/10/2025).
Meski demikian, militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi. Kepada Reuters, seorang pejabat militer mengklaim Hamas lebih dulu melanggar gencatan senjata dengan menyerang pasukan Israel di wilayah kantong tersebut.
Gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku sejak 10 Oktober. Namun, kedua pihak kini saling menuduh sebagai pelanggar kesepakatan.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 68 ribu warga tewas akibat serangan Israel sejak perang berlangsung, sementara ribuan lainnya masih hilang.
Sebelumnya, media Israel juga melaporkan bentrokan bersenjata antara pasukan Israel dan pejuang Hamas di Rafah, Gaza selatan. Hamas membantah keterlibatan dalam insiden itu dan menegaskan masih mematuhi gencatan senjata.
Netanyahu disebut mencari celah untuk melanjutkan operasi militer di Gaza. Ia menuding Hamas melanggar kesepakatan karena menyerahkan jenazah yang salah dalam proses pertukaran sandera.
Hamas membantah tudingan itu dan menyatakan Israel justru berusaha mengingkari kewajiban perjanjian. Berdasarkan kesepakatan, Hamas harus membebaskan seluruh sandera hidup sebagai imbalan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina, sementara Israel diwajibkan menarik pasukannya dari Gaza.
Hamas juga berkomitmen menyerahkan seluruh jenazah sandera yang telah tewas. Namun, kelompok itu mengaku kesulitan menemukan lokasi jenazah karena banyak area di Gaza telah hancur akibat serangan Israel.
Sementara itu, operasi pencarian jenazah masih terus berlangsung dengan bantuan alat berat dari Mesir. Tim gabungan Mesir dan pejuang Hamas melakukan penggalian hingga sedalam 12 meter di Khan Younis dan Kamp Nuseirat, di mana sebagian besar jenazah diduga tertimbun di jaringan terowongan bawah tanah. (hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Tujuh Orang Tewas Akibat Badai Melissa Terjang KaribiaBERITA TERPOPULER
























