Deretan Hoax di Balik Kasus Zara Qairina

Zara Qairina. (Foto: Sabah Post/Mistar)
Sabah, MISTAR.ID
Kasus kematian Zara Qairina Mahathir, 13 tahun, siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha, masih dalam proses.
Informasi terbaru, ada lima siswi yang telah diadili. Kejaksaan Agung Malaysia (AGC) menegaskan kelima remaja hanya dijerat pasal perundungan, bukan pasal yang langsung mengaitkannya dengan kematian Zara.
Pihak kejaksaan menolak usulan tim hukum keluarga Zara agar kelimanya dikenakan Pasal 507D (2) yang memungkinkan hukuman 10 tahun jika korban bunuh diri akibat provokasi. Alasan penolakan adalah tuduhan tersebut dianggap spekulatif dan tidak didukung fakta.
Di tengah proses hukum, ada banyak spekulasi dan hoax yang menyebar di masyarakat. Berikut beberapa hoax mengenai kasus Zara Qairina:
Tidak dilakukan autopsi karena kelalaian polisi
Isu menyebut pihak berwenang sengaja melewatkan autopsi untuk menutupi fakta. Faktanya, Ibu Zara dalam kondisi panik menolak autopsi awal yang merupakan haknya secara hukum.
Namun pada 24 Juli, AGC memerintahkan ekshumasi jenazah dan bergerak cepat memproses hukum. Hal ini menjadi bukti komitmen pemerintah Madani pada due process, bukan kelalaian.
Kepala sekolah menikah dengan pejabat VIP
Isu daring menyebut kepala sekolah adalah istri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Datuk Mustapha Sakmud.
Faktanya, Datin Rosnih Nasir sudah pensiun dari SMKA Tun Datu Mustapha sejak 22 November 2024, atau delapan bulan sebelum tragedi. Klaim ini dibantah sebagai informasi tidak berdasar.
Pemerintah mempolitisasi kematian Zara
Beberapa pihak menuding pemerintah menjadikan tragedi ini sebagai alat politik. Dilansir dari Focus Malaysia, Jumat (22/8/2025), kabar ini dibantah langsung oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil.
Keduanya justru meminta masyarakat tidak mempolitisasi kasus ini. Fokus utama pemerintah adalah memastikan keadilan bagi keluarga dan transparansi penyelidikan.
Baca Juga: Fakta Terbaru Kasus Zara Qairina
Seorang ahli patologi menyebarkan hasil autopsi di TikTok
Seorang pria yang mengaku dokter bedah dan terlibat autopsi Zara Qairina mengunggah video sensasional di TikTok.
Setelah ditelurusi, Menteri Fahmi memastikan pria tersebut adalah penipu. Otoritas kepolisian memastikan tidak ada dokter bedah yang menyebarkan hasil autopsi. Sampai saat ini, penyelidikan kasus masih berlangsung.
Inquest hanya taktik mengulur waktu
Kritik menyebut inquest dilakukan hanya untuk menunda kasus. Masyarakat harus mengetahui, Inquest merupakan proses yudisial independen berdasarkan KUHAP Pasal 339(1). Sabah Law Society menyambutnya sebagai langkah menuju transparansi. Jadwal sidang telah ditetapkan dan saksi-saksi akan dipanggil.
Salah satu perundung adalah cucu Gubernur Sabah
Media sosial menyebarkan informasi bahwa salah satu perundung adalah cucu Gubernur Sabah, Tun Musa Aman.
Menanggapi kabar ini, Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution menyatakan hal tersebut tidak benar. Meski namanya mirip, murid tersebut tidak memiliki hubungan keluarga dengan gubernur.
Zara dimasukkan ke mesin cuci
Hoax mengerikan menyebut Zara dipaksa masuk ke mesin cuci. Kabar ini dibantah dengan tegas oleh pengacara keluarga Zara, Hamid Ismail dan Shahlan Jufri. Mereka menegaskan ibu Zara tidak pernah memberikan pernyataan tersebut.
Zara Qairina ditemukan pingsan di selokan dekat asrama sekolahnya pada pukul 4 pagi. Zara kemudian segera dilarikan ke Hospital Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu, namun nyawanya tak tertolong. Zara meninggal dunia pada 17 Juli 2025, setelah dinyatakan kehilangan fungsi otak.[]
PREVIOUS ARTICLE
Putin Siap Bertemu Zelensky, Rusia Punya Syarat