Thursday, July 31, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Aktivis Palestina Awdah Hathaleen Tewas Ditembak Pemukim Israel di Tepi Barat

journalist-avatar-top
Rabu, 30 Juli 2025 16.54
aktivis_palestina_awdah_hathaleen_tewas_ditembak_pemukim_israel_di_tepi_barat

Aktivis Palestina Awdah Hathaleen. (foto:dokistimewa/mistar)

news_banner

Tepi Barat, MISTAR.ID

Awdah Hathaleen, 31 tahun, seorang aktivis dan guru asal Palestina, tewas setelah ditembak oleh pemukim ilegal Israel bernama Yinon Levi, Senin (28/7/2025). Insiden terjadi di Desa Umm al-Khair, Tepi Barat yang diduduki Israel.

Awdah dikenal sebagai aktivis damai yang gigih menolak pendudukan Israel. Ia juga terlibat sebagai konsultan dalam pembuatan film dokumenter No Other Land (2024), yang meraih penghargaan Oscar.

Kronologi Penembakan

Menurut kesaksian saudara ipar Awdah, Alaa Hathaleen, Yinon Levi tiba-tiba mendekati lokasi keributan dan melepaskan tembakan secara sporadis ke arah warga.

"Kami sudah memperingatkan bahwa ada anak-anak dan banyak orang di sana. Tapi dia tetap menembak. Awdah bahkan tidak terlibat langsung," ujar Alaa dikutip dari The Guardian, Rabu (30/7/2025).

Saat kejadian, warga desa tengah memprotes pengiriman alat berat ke wilayah pemukiman ilegal Israel yang telah merusak pipa air desa. Awdah saat itu berada sekitar 10–15 meter dari lokasi kejadian, menyaksikan dari halaman balai desa.

Ia terkena tembakan di bagian dada dan sempat dibawa ke Rumah Sakit Soroka Medical Center di Beersheba. Sayangnya, ia meninggal beberapa jam kemudian akibat luka tembak.

Pelaku Hanya Dijatuhi Tahanan Rumah

Meskipun sempat ditangkap, pengadilan Israel hanya memberikan status tahanan rumah kepada pelaku, Yinon Levi, pada keesokan harinya. Levi sebelumnya telah dikenai sanksi oleh Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) karena aksi kekerasan terhadap warga Palestina.

Namun, menurut laporan Al Jazeera, Levi dibebaskan tanpa tuduhan serius meskipun ada banyak saksi yang melihat langsung insiden tersebut.

Sosok Awdah: Guru dan Aktivis Damai

Awdah merupakan tokoh akar rumput perlawanan Palestina di Masafer Yatta. Ia dikenal karena sikap terbukanya terhadap aktivis internasional yang ingin mempelajari kondisi di Tepi Barat.

“Awdah adalah ayah yang luar biasa. Anak-anaknya sangat dekat dengannya,” kata Alaa.

Awdah meninggalkan tiga anak yang masih kecil, yakni Watan, 5 tahun, Muhammad, 4 tahun, dan Kinan, 7 bulan. Ia juga bekerja sebagai guru bahasa Inggris di desa, dengan harapan anak-anak lokal bisa menyampaikan kisah mereka kepada dunia.

Dideportasi AS Sebelum Tewas

Sebelum insiden penembakan, Awdah sempat diundang ke AS dalam rangkaian tur ceramah lintas agama yang diselenggarakan oleh Sinagoge Komunitas Kehilla.

Namun, saat tiba di Bandara Internasional San Francisco, ia dan sepupunya Eid ditahan dan kemudian dideportasi, meski memiliki visa sah. Penolakan tersebut memicu protes publik serta kecaman dari sejumlah anggota Kongres AS.

"Alih-alih didengar, Awdah dibungkam dengan pencabutan visa dan dikirim kembali ke tempat di mana akhirnya ia terbunuh," ujar Robert McCaw dari CAIR.

Dunia Internasional Berduka

Aktivis HAM dari seluruh dunia memberikan penghormatan kepada Awdah. Issa Amro, aktivis asal Hebron, menyebutnya sebagai sosok yang "berdiri bermartabat melawan penindasan." Sementara Basel Adra, salah satu sutradara No Other Land, mengatakan, "Inilah cara Israel menghapus kami satu nyawa dalam satu waktu."

Film No Other Land mendokumentasikan pemindahan paksa warga Palestina dan telah menjadi sorotan dunia internasional atas pelanggaran HAM yang dilakukan di Tepi Barat.

Korban Terus Bertambah

Sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 1.000 warga Palestina di Tepi Barat tewas akibat serangan pemukim dan militer Israel, termasuk 205 anak-anak. Jumlah ini belum termasuk korban di Jalur Gaza yang menderita akibat serangan militer yang disebut sebagai bentuk genosida oleh LSM B’Tselem.

B’Tselem juga menyoroti meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina yang dilakukan pemukim bersenjata lengkap, sering kali dengan perlindungan dari aparat Israel. (**/hm16)

REPORTER: