Sunday, July 27, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Prancis dan Kanada Siap Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025

journalist-avatar-top
Sabtu, 26 Juli 2025 15.52
prancis_dan_kanada_siap_akui_negara_palestina_di_sidang_umum_pbb_september_2025

Prancis dan Kanada bakal mengakui Palestina sebagai negara di PBB. (Foto: Reuters/Seth Herald)

news_banner

Jakarta, CNN Indonesia

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney secara terbuka menyatakan kesiapan negara mereka untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2025.

Dalam unggahan di akun X, Jumat (25/7/2025), Macron menyebut langkah ini sebagai bagian dari komitmen Prancis untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, seperti dilansir dari CNNIndonesia, Sabtu (26/7/2025).

"Sesuai dengan komitmen historis untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan menyampaikannya secara resmi di Sidang Umum PBB," tulis Macron.

Senada dengan Macron, PM Kanada Mark Carney juga menyatakan dukungan penuh terhadap solusi dua negara. "Kanada mendukung solusi dua negara yang menjamin perdamaian dan keamanan bagi Israel dan Palestina," tulisnya di platform yang sama.

Keputusan Prancis dan Kanada ini muncul di tengah meningkatnya kecaman global terhadap agresi militer Israel di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Konflik tersebut telah menewaskan hampir 60 ribu warga Palestina, memicu krisis kemanusiaan dan kelaparan parah yang kini mengancam jutaan warga Gaza.

Menurut Gerard Araud, mantan duta besar Prancis untuk Israel, keputusan Macron didorong oleh rasa urgensi atas situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza. "Mungkin rasa urgensi yang mendorong Presiden untuk bertindak sendiri," ujarnya, dikutip dari CNA.

Selain faktor kemanusiaan, dinamika politik dalam negeri juga menjadi latar belakang keputusan Macron. David Khalfa dari Jean Jaures Foundation menilai tensi sosial di Prancis, termasuk tekanan dari komunitas Muslim terbesar di Uni Eropa dan komunitas Yahudi yang juga signifikan, turut memengaruhi langkah politik ini.

Prancis sebelumnya telah mendukung solusi dua negara sebagai resolusi damai konflik Israel-Palestina. Macron sempat mengusulkan agar pengakuan terhadap Palestina dilakukan secara terkoordinasi, idealnya bersamaan dengan proses normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.

Namun, ketika pendekatan tersebut menemui jalan buntu, Macron memilih melangkah sendiri.

“Ide dasarnya adalah menggunakan waktu sebulan lebih ini untuk menggalang dukungan negara lain demi pengakuan bersama di PBB,” ujar Amelie Ferey dari Institut Hubungan Internasional Prancis.

Ferey menyebut Inggris dan Kanada sebagai negara potensial yang akan mengikuti langkah Prancis. []

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN