Antisipasi Kerusuhan Susulan, 120 Personel Polres Dairi Disiagakan di Desa Parbuluan VI

Apel personel dan police line dipasang di TKP basecamp PT Gruti, Sabtu (13/9/2025). (foto: manru/mistar)
Dairi, MISTAR.ID
Guna mengantisipasi kerusuhan susulan pasca aksi demonstrasi besar-besaran yang berujung pada pembakaran basecamp dan fasilitas milik PT Gunung Raya Utama Timber Industries (Gruti), sebanyak 120 personel Polres Dairi disiagakan di Desa Parbuluan VI, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi.
Penjagaan dan patroli dilakukan sejak Sabtu (13/9/2025) hingga 16 September 2025, sebagai langkah preventif agar kerusuhan tidak kembali terjadi atau meluas ke wilayah lain.
Hal ini dibenarkan Kasi Humas Polres Dairi, Ipda Ringkon Manik, saat dikonfirmasi Mistar melalui pesan WhatsApp. "Sesuai surat perintah Kapolres Dairi, sebanyak 120 personel diturunkan untuk melakukan pengamanan dan patroli intensif pasca pembakaran basecamp dan sarana milik PT Gruti," ujarnya.
Sementara itu, Kaur Umum dan Perencanaan Desa Parbuluan VI, Romulo Nadeak, mengatakan personel kepolisian telah disiagakan di lima titik strategis, yakni Simpang Jalan Trak, Simpang Sihotang Nahornop, Simpang Lumban Gambiri, akses jalan menuju lokasi lahan PT Gruti, serta Kantor Desa dan rumah Direktur BUMDes Parbuluan.
Menurut Romulo, situasi warga Desa Parbuluan VI saat ini relatif kondusif. Namun, pihaknya tetap mengantisipasi potensi provokasi dari pihak luar.
"Warga Parbuluan sendiri sudah tenang. Yang harus diwaspadai adalah penyusup atau provokator dari luar desa. Semoga tidak terjadi lagi kericuhan. Harapan kita, kondisi tetap aman dan nyaman," ucapnya.
Sebelumnya, ratusan warga melakukan aksi demonstrasi selama tiga hari berturut-turut yang memuncak, Jumat (12/9/2025). Massa membakar seluruh basecamp, tempat tinggal karyawan, ratusan kubik kayu gelondongan, fasilitas pembibitan kopi, ratusan ribu bibit, dan sarana pendukung lainnya milik PT Gruti di wilayah Tele II, Desa Parbuluan VI.
Tak hanya itu, belasan alat berat jenis ekskavator milik perusahaan juga dipaksa keluar dari lokasi oleh massa dan digiring sejauh 10 kilometer. Aksi tersebut dikawal sekitar 200 personel kepolisian, dipimpin langsung oleh Kapolres Dairi AKBP Otniel Siahaan.
Dalam orasinya, Pangihutan Sijabat, perwakilan massa, menyampaikan tuntutan utama warga adalah penutupan PT Gruti, yang mereka nilai telah merusak lingkungan dan menyebabkan penurunan debit air yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar. Aksi demonstrasi berakhir sekitar pukul 17.00 WIB, dengan massa membubarkan diri secara tertib. (manru/hm24)