Sunday, July 27, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Israel Izinkan Bantuan Udara Masuk Gaza, Inggris Evakuasi Anak-Anak Palestina

journalist-avatar-top
Sabtu, 26 Juli 2025 17.50
israel_izinkan_bantuan_udara_masuk_gaza_inggris_evakuasi_anakanak_palestina

Bantuan pangan Gaza melimpah di gudang Israel. (foto:reuters/mistar)

news_banner

Gaza City, MISTAR.ID

Pemerintah Israel akan mengizinkan sejumlah negara asing mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza melalui jalur udara (airdrop) mulai Jumat (25/7/2025) waktu setempat.

Kebijakan ini terungkap melalui laporan radio militer Israel yang dikutip Reuters, Sabtu (26/7/2025), mengutip seorang pejabat militer Tel Aviv yang enggan disebut namanya. Hingga saat ini, juru bicara militer Israel belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.

Mengutip Jerusalem Post dan The Hill, Israel akan memberikan izin kepada negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Yordania untuk kembali mengirimkan paket bantuan udara, seperti yang pernah dilakukan pada 2024 lalu.

Langkah ini diambil setelah Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat kelaparan sejak Israel memperketat blokade total atas bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Maret lalu.

Meskipun Israel mencabut sebagian blokade pada Mei 2025, sejumlah pembatasan tetap diberlakukan dengan alasan mencegah bantuan jatuh ke tangan Hamas. Perang antara Israel dan Hamas telah berlangsung sejak Oktober 2023.

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. UNICEF melaporkan bahwa selama dua pekan pertama Juli 2025, lebih dari 5.000 anak di Gaza mengalami malnutrisi akut.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa sebagian besar penduduk Gaza kini mengalami kelaparan massal yang ia sebut sebagai "buatan manusia", meski tidak secara langsung menyebut Israel.

Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) mengungkapkan bahwa hampir sepertiga penduduk Gaza "tidak makan selama berhari-hari." WFP memperkirakan sekitar 470.000 orang di Jalur Gaza akan menghadapi "bencana kelaparan" atau catastrophic hunger tingkatan tertinggi dalam klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu PBB antara Mei hingga September 2025.

Israel membantah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kelaparan massal tersebut. "Tidak ada kelaparan yang disebabkan oleh Israel. Ada kekurangan pasokan buatan manusia yang diatur oleh Hamas," kata juru bicara pemerintah Israel, David Mencer.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, menyampaikan negaranya akan mengevakuasi anak-anak Palestina yang membutuhkan penanganan medis mendesak.

“Inggris akan mengerahkan segala upaya untuk mengirimkan makanan dan bantuan penyelamatan jiwa kepada warga Palestina. Kami juga akan mengevakuasi anak-anak yang membutuhkan perawatan medis ke Inggris,” tutur Starmer di platform X.

Ia menyebut situasi di Gaza sebagai "bencana kemanusiaan yang harus segera diakhiri," seraya mengkritik penundaan bantuan kepada anak-anak dan bayi yang disebutnya "sama sekali tidak dapat dibenarkan."

Lebih lanjut, Starmer menekankan pentingnya upaya global yang konkret untuk mengubah gencatan senjata menjadi perdamaian abadi. Ia kembali menyuarakan dukungan terhadap pengakuan negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara dan keamanan jangka panjang di kawasan tersebut.

“Kita harus membangun koalisi internasional untuk mendukung rencana mengakhiri penderitaan rakyat Palestina,” ucap Starmer. (**/hm16)


REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN