Sunday, September 7, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

475 Pekerja Ditangkap dalam Penggerebekan Pabrik Hyundai di Georgia

journalist-avatar-top
Minggu, 7 September 2025 09.08
475_pekerja_ditangkap_dalam_penggerebekan_pabrik_hyundai_di_georgia

Ilustrasi. (Foto: iStockphoto/LukaTDB)

news_banner

Washington, MISTAR.ID

Otoritas imigrasi Amerika Serikat menangkap 475 orang dalam penggerebekan di pabrik kendaraan listrik Hyundai Metaplant di Ellabell, Georgia, Kamis (4/9/2025).

Agen khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI) untuk Georgia, Steven Schrank, mengatakan penangkapan itu merupakan hasil dari investigasi berbulan-bulan terkait dugaan perekrutan ilegal di fasilitas tersebut.

“Operasi ini menggarisbawahi komitmen kami untuk melindungi lapangan kerja bagi warga Georgia dan Amerika, memastikan kesetaraan bagi bisnis yang mematuhi hukum, menjaga integritas ekonomi, serta melindungi pekerja dari eksploitasi,” ujar Schrank dalam konferensi pers, Jumat (5/9/2025), seperti dilansir dari Anadolu.

Menurut Schrank, belum ada tuntutan pidana yang diumumkan. Namun, penyidik telah mengumpulkan bukti tambahan setelah menggeledah pabrik menggunakan surat perintah resmi. Pihak berwenang kini tengah menelusuri siapa yang bertanggung jawab atas perekrutan pekerja ilegal tersebut.

Penggerebekan melibatkan sejumlah lembaga, antara lain HSI, FBI, Bea Cukai dan Patroli Perbatasan, Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api (ATF), Badan Penegakan Narkoba (DEA), serta US Marshals.

Fasilitas Hyundai Metaplant, hasil kerja sama antara Hyundai dan LG, masih dalam tahap pembangunan dan dijadwalkan beroperasi penuh tahun depan. Proyek ini sebelumnya dipuji Gubernur Georgia Brian Kemp sebagai pembangunan ekonomi terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut.

Menanggapi operasi tersebut, Hyundai menyatakan tengah memantau perkembangan kasus. “Kami memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan semua orang yang bekerja di lokasi serta mematuhi semua hukum dan peraturan di mana pun kami beroperasi,” demikian pernyataan resmi Hyundai. []

REPORTER: