Wednesday, June 25, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Janji Palsu Kerja di Malaysia, Warga Asahan Tewas di Kamboja

journalist-avatar-top
Rabu, 25 Juni 2025 10.55
janji_palsu_kerja_di_malaysia_warga_asahan_tewas_di_kamboja

Anwar warga Asahan korban TPPO meninggal di Kamboja (f:ist/mistar)

news_banner

Asahan, MISTAR.ID

Azwar, warga Bunut, Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, meninggal dunia di Kamboja setelah sebelumnya diduga menjadi korban penipuan agen kerja ilegal. Ia awalnya dijanjikan pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia, namun justru dikirim ke Kamboja dan dipaksa bekerja di perusahaan penipuan daring (scammer).

Perjalanan pria berusia 32 tahun itu bermula pada April 2025 saat ia menerima tawaran dari seorang pria berinisial A asal Medan. Ia dijanjikan gaji sebesar 800 dolar AS atau sekitar Rp13 juta per bulan untuk tampil sebagai penyanyi di Malaysia, sesuai pekerjaan yang selama ini memang sering ia lakoni.

Namun, bukannya diberangkatkan ke Malaysia, Azwar justru dikirim ke Kamboja. Setibanya di sana, ia dipaksa bekerja dalam tekanan dan target tinggi oleh perusahaan yang memperkerjakannya secara ilegal. Ketika tidak mencapai target, ia bahkan dikabarkan dijual ke perusahaan lain.

“Dia syok, jatuh sakit, dan akhirnya tak bisa penuhi target kerja. Akibatnya dia dipindah-pindahkan,” kata Rizal, salah satu anggota keluarga korban, saat dihubungi Senin (23/6/2025).

Kondisi Azwar yang makin memburuk membuatnya meminta bantuan kepada keluarga. Ia mengabarkan bahwa untuk bisa pulang ke Indonesia, ia perlu menebus dirinya dengan uang sebesar Rp40 juta. Keluarga sempat mengirimkan Rp15 juta sebagai uang muka.

Namun setelah pengiriman dilakukan, komunikasi dengan Azwar terputus. Tak ada lagi kabar, hingga akhirnya menjelang Idul Adha, keluarga menerima kabar mengejutkan, Azwar dikabarkan meninggal dunia dengan alasan yang meragukan.

“Katanya dia lompat dari lantai tiga, tapi kami tidak yakin. Kami bahkan belum melihat kondisi jenazahnya secara langsung,” ungkap Rizal dengan nada sedih.

Keluarga sempat mencoba meminta bantuan dari seorang pengguna TikTok yang dikenal membantu kasus-kasus pekerja migran ilegal. Namun, yang bersangkutan menolak karena takut mendapat ancaman dari pihak yang terlibat.

Kabar meninggalnya Azwar sudah disampaikan kepada pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Namun, karena Azwar berangkat secara tidak resmi alias ilegal, proses pemulangan jenazah menjadi sangat rumit.

Menurut Rizal, KBRI menyebut bahwa pemulangan secara mandiri membutuhkan biaya hingga Rp160 juta, angka yang sulit dijangkau keluarga.

“Kami sudah lapor, tapi katanya karena dia tidak berangkat lewat jalur resmi, jadi prosesnya rumit. Kalau mau pulangkan sendiri, biayanya sangat besar,” ujar Rizal.

Pihak keluarga kini hanya berharap pemerintah pusat turun tangan untuk membantu pemulangan jenazah Azwar ke kampung halamannya di Kisaran. Mereka juga meminta agar pelaku penipuan yang memberangkatkan Azwar secara ilegal segera ditindak.

“Kami ingin Azwar bisa kembali, meskipun dalam kondisi tak bernyawa. Kami juga ingin keadilan ditegakkan untuk semua korban seperti dia,” tutup Rizal. (*)

REPORTER: