Jalinsum di Dairi Terancam Putus Total Akibat Penambangan Pasir Gunung

Penambang pasir gunung sengaja menembakkan air untuk mengerus pasir persis disisi jalan Pucuk Hite Parbuluan, Sabtu (13/9/2025). (foto:manru/mistar)
Dairi, MISTAR.ID
Badan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang melintasi Pucuk Hite, Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, terancam amblas dan putus total. Ancaman ini disebabkan oleh aktivitas penambangan pasir gunung ilegal di kawasan tersebut.
Berdasarkan pantauan sejumlah media di lapangan, Sabtu (13/9/2025), para penambang menggunakan metode penyemprotan air bertekanan tinggi melalui pipa paralon untuk menggerus pasir dari sisi pegunungan yang berada di tepi jalan.
Kegiatan penambangan tersebut telah merusak sistem drainase yang baru dibangun, memicu potensi longsor, dan berisiko mengakibatkan kerusakan total pada badan jalan.
Sejumlah warga dan pengendara yang melintasi jalur itu pun menyuarakan kekhawatiran mereka. Mereka mendesak pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan instansi terkait untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas penambangan liar tersebut demi mencegah kerusakan lebih lanjut.
Tanggapan Pihak BBPJN
Ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp oleh MISTAR, Sabtu (13/9/2025), Cristopel Sinaga dan Nasution dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) menjelaskan bahwa urusan penambangan tidak termasuk dalam kewenangan mereka.
“Soal penambangan itu bukan ranah kami. Itu menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Dairi dan aparat penegak hukum (APH). Apakah penambangan tersebut memiliki izin atau tidak, mereka yang berwenang memeriksanya,” ujar Cristopel.
Cristopel juga membenarkan bahwa pihak BBPJN hanya bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan jalan nasional.
Saat ditanya mengenai jumlah titik kerusakan di sekitar Pucuk Hite dan biaya penanganannya, Cristopel mengungkapkan bahwa dana yang dihabiskan sudah cukup besar.
“Kalau tidak salah, hanya dalam kurun waktu setahun terakhir, kami sudah menghabiskan lebih dari Rp5 miliar untuk penanganan di kawasan itu. Untuk tahun ini, anggaran khusus untuk Pucuk Hite sudah tidak tersedia lagi,” katanya. (manru/hm27)