Thursday, October 23, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Iming-iming Gaji Rp8 Juta, Warga Sulut ke Kamboja Tahu Bakal Bekerja Jadi Admin Judi Online dan Scammer

Mistar.idKamis, 23 Oktober 2025 15.57
journalist-avatar-top
imingiming_gaji_rp8_juta_warga_sulut_ke_kamboja_tahu_bakal_bekerja_jadi_admin_judi_online_dan_scammer

Warga Sulawesi Utara yang mencoba berangkat bekerja ke Kamboja dan dicegat polisi di Bandara Sam Ratulangi Manado. (foto: istimewa/mistar)

news_banner

Manado, MISTAR.ID

Warga Sulawesi Utara (Sulut) yang hendak ke Kamboja atau negara lain seperti Myanmar maupun Thailand, tahu akan bekerja menjadi admin judi online maupun scammer atau penipuan secara online.

Dengan iming-iming gaji yang tinggi berkisar di angka Rp8 hingga Rp15 juta per bulan, mereka nekat berangkat walaupun ada banyak kasus yang menyebutkan jika para pekerja di bidang itu sering alami tindak kekerasan.

Belum lagi syarat masuk yang mudah serta semua biaya keberangkatan ditanggung oleh perusahaan, warga Sulut nekat menuju ke Kamboja dan negara lain, walaupun kini pengawasan terus diperketat kepolisian maupun BP3MI.

Hal ini seperti terungkap saat pihak Polsek Kawasan Bandara Sam Ratulangi Manado kembali menggagalkan upaya keberangkatan tiga orang warga Sulut ke Thailand dan Kamboja pada Selasa (21/10/2025).

Ketiga warga Sulut berinisial MM, 21 tahun; CR, 23 tahun dan GK, 23 tahun, dua di antaranya perempuan, mengaku jika mereka direkrut oleh seseorang berinisial LD yang berada di luar negeri dengan perantara grup WhatsApp bernama Holiday.

Menurut ketiganya, mereka ditawari pekerjaan sebagai admin judi online dan scammer dengan gaji bervariasi Rp8 juta hingga Rp10 juta per bulan. Selain itu, mereka juga akan dibuatkan dokumen berupa paspor dan visa di Jakarta. Seluruh biaya perjalanan juga akan ditanggung oleh perekrut.

Kapolsek Kawasan Bandara Sam Ratulangi Manado, Ipda Masry, mengatakan jika kasus ini menjadi perhatian pihaknya, termasuk merupakan bentuk komitmen Polri dalam mencegah tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

“Ketiganya sudah diberikan perlindungan dan edukasi terkait bahaya bekerja ke luar negeri tanpa prosedur resmi,” ucapnya.

Dikatakannya, polisi juga terus melakukan penyelidikan untuk menelusuri jaringan perekrut yang diduga beroperasi dari luar negeri.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN