Monday, September 8, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Yen Melemah Pasca PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Bagaimana Dampaknya terhadap Rupiah?

journalist-avatar-top
Senin, 8 September 2025 17.24
yen_melemah_pasca_pm_jepang_shigeru_ishiba_mundur_bagaimana_dampaknya_terhadap_rupiah

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya. (foto:dok/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Nilai tukar yen Jepang terpantau melemah menyusul pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba. Situasi ini memunculkan pertanyaan: apakah pelemahan yen ini akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah?

Pengumuman Resmi Pengunduran Diri

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya setelah menjabat kurang dari satu tahun, pada Minggu (7/9/2025) malam.

Keputusan ini diambil menyusul kekalahan partainya dalam pemilu legislatif Juli lalu, serta tekanan internal yang meningkat agar ia bertanggung jawab atas hasil tersebut.

Reaksi Positif Pasar Global

Pasar keuangan global merespons pengumuman ini secara positif. Indeks Nikkei 225 melonjak 1,5%, sementara indeks saham Eropa dan Amerika Serikat juga mencatatkan penguatan.

Sentimen positif ini dipicu oleh harapan adanya kejelasan arah kebijakan dan kemungkinan percepatan stimulus fiskal dari pemerintahan Jepang selanjutnya.

Bagaimana Dampaknya terhadap Indonesia?

1. Nilai Tukar Yen dan Risiko Volatilitas

- Yen Melemah

Nilai yen turun sekitar 0,7% terhadap dolar AS, ke level sekitar ¥148,4/USD. Ketidakpastian politik menyebabkan peningkatan risiko di pasar valuta asing.

- Potensi Dampak ke Rupiah

Pelemahan yen bisa memengaruhi daya saing ekspor Indonesia ke Jepang, khususnya sektor batubara dan LNG. Namun, stabilitas ekonomi Indonesia berpotensi menarik arus modal asing ke aset berdenominasi rupiah, jika dianggap lebih aman dan stabil.

2. Ekspor dan Investasi dari Jepang

- Hubungan Ekonomi yang Erat

Jepang merupakan salah satu mitra dagang dan investor terbesar Indonesia melalui skema seperti IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement). Sektor yang terdampak mencakup minyak dan gas, elektronik, otomotif, dan infrastruktur.

- Risiko Perlambatan Investasi

Ketidakpastian kepemimpinan di Jepang berpotensi menunda keputusan investasi dan menekan permintaan atas ekspor Indonesia.

3. Stabilitas Makro dan Kerja Sama Keuangan

- Swap Bilateral dan ODA

Sejak krisis Asia, Indonesia dan Jepang memiliki berbagai bentuk kerja sama finansial, termasuk swap bilateral dan bantuan ODA, yang juga digunakan saat pandemi COVID-19. Kebijakan pemerintah Jepang yang baru dapat mempengaruhi keberlangsungan skema-skema ini.

- Dampak ke Kebijakan Moneter

Volatilitas yen dan obligasi Jepang dapat memicu arbitrase investasi ke negara berkembang seperti Indonesia. Bank Indonesia harus siaga dengan instrumen stabilisasi nilai tukar dan arus modal.

Aspek dan Dampak Potensial ke Indonesia

- Volatilitas Yen dan Obligasi: Risiko kenaikan biaya ekspor, potensi pergeseran modal asing ke aset rupiah.

- Ekspor ke Jepang: Penurunan permintaan bisa berdampak pada sektor batubara, gas, dan produk strategis lainnya.

- Investasi Jepang di RI: Potensi tertundanya proyek atau investasi baru, terutama di industri manufaktur dan otomotif.

- Dukungan Finansial dan Swap: Ketidakpastian pembaruan fasilitas likuiditas jika politisasi berlarut.

- Stabilitas Makro dan Rupiah: BI perlu mengantisipasi dampak pada pasar FX dan arus modal global.

Kesimpulan

Pengunduran diri Perdana Menteri Shigeru Ishiba menandai periode ketidakpastian politik di Jepang, yang secara langsung memengaruhi pergerakan pasar global—termasuk potensi dampaknya terhadap nilai tukar rupiah, ekspor, dan investasi di Indonesia.

Meskipun belum terlihat dampak langsung terhadap stabilitas ekonomi domestik, sektor-sektor strategis perlu diwaspadai. Pemerintah Indonesia dan pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan adaptif dalam merespons dinamika geopolitik serta arah kebijakan Jepang ke depan. (berbagaisumber/*)

REPORTER: