Jakarta, MISTAR.ID

Saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) kembali menjadi sorotan setelah mengalami lonjakan signifikan sejak suspensi perdagangan dibuka pada awal September 2025.

Dari harga penutupan Rp80.025 pada 12 September, saham MLPT sempat menyentuh level tertinggi Rp131.025 pada perdagangan Rabu (17/9/2025).

Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan seminar bertajuk “AI-Driven Solutions to Unlock Your IT Infrastructure’s Potential”, yang digelar Multipolar Technology bekerja sama dengan IBM dan Sinergi Wahana Gemilang. Seminar menyoroti bagaimana perusahaan global menghadapi tantangan inovasi dan modernisasi infrastruktur TI di era big data, hybrid cloud, dan AI.

Division Head Server and Storage Multipolar Technology, Jeffry Tjiung Sendjaja menekankan, “Infrastruktur tradisional sering kali tidak mampu mengimbangi kebutuhan performa tinggi, fleksibilitas, keamanan, dan skalabilitas di era AI saat ini.”

Untuk itu, Multipolar menghadirkan IBM Fusion, platform hyperconverged infrastructure (HCI) yang menyatukan penyediaan aplikasi cloud, virtual machine, dan layanan data. Platform ini juga terintegrasi dengan IBM watsonx, mendukung penerapan AI tradisional, Generative AI, hingga Agentic AI, sehingga perusahaan bisa memanfaatkan big data secara lebih cepat, aman, dan efisien.

Lindra Heryadi selaku Department Head Power and Storage Multipolar Technology, menambahkan, “Jika IBM watsonx adalah otak AI perusahaan, maka Fusion Software adalah fondasi infrastruktur datanya. Integrasi ini memastikan data tetap aman, hanya dapat diakses oleh aplikasi dan pengguna yang terverifikasi.”

MLPT sendiri merupakan perusahaan teknologi yang bergerak di bidang konsultasi, integrasi, dan pengelolaan sistem TI, tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2013. Lonjakan saham pasca-suspensi menunjukkan minat beli investor yang tinggi, menjadikan MLPT salah satu saham paling diperhatikan di pasar.

Investor diingatkan untuk tetap berhati-hati, mengingat volatilitas saham MLPT yang tinggi.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan rekomendasi investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. (**/hm16)