IHSG Cetak Rekor Baru 8.360, Sektor Properti dan Infrastruktur Pimpin Reli Jumat Ini

Ilustrasi, IHSG Cetak Rekor Baru 8.360, Sektor Properti dan Infrastruktur Pimpin Reli Jumat Ini. (foto:tangkapan layar IHSG/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan kekuatan pasar domestik dengan menembus level rekor baru di 8.360 poin pada perdagangan Jumat (7/11/2025). Meski bursa Asia cenderung melemah, IHSG justru bergerak positif sejak pembukaan dan menguat hingga sesi siang.
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka naik 0,11 persen ke posisi 8.346,58, lalu terus menguat hingga 0,29 persen di level 8.360,8. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi intraday atau All Time High (ATH). Rentang pergerakan indeks hari ini berada di kisaran 8.332–8.373 poin, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp6,85 triliun dari 13,27 miliar lembar saham.
Sektor Unggulan dan Sentimen Penggerak
Kenaikan IHSG hari ini terutama ditopang oleh saham-saham sektor properti, infrastruktur, dan kesehatan. Dua sektor pertama masing-masing naik hampir 1 persen, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek pembangunan dan konsumsi domestik.
Analis menyebut, level support IHSG berada di 8.270–8.320, sementara resistance di 8.380–8.400. Dengan penguatan yang relatif moderat, pasar yang dinilai masih memiliki ruang untuk melanjutkan tren positif jika volume transaksi tetap tinggi.
Dari sisi eksternal, tekanan bursa Asia tidak banyak mempengaruhi pasar domestik. Hal ini menandakan kepercayaan investor terhadap fundamental perekonomian Indonesia yang masih kokoh.
Pergerakan Asing dan Aktivitas Perdagangan
Meski IHSG menguat, aksi jual asing masih terjadi dengan nilai bersih sekitar Rp107 miliar pada perdagangan sebelumnya. Saham-saham besar seperti BBCA, ANTM, ADRO, dan MYOR tercatat menjadi target profit take oleh investor tunggal.
Namun demikian, penguatan IHSG hari ini tidak hanya ditopang oleh saham unggulan ( blue chip ), melainkan juga oleh ratusan saham lapis dua dan tiga yang ikut menguat. Hal ini menunjukkan bahwa euforia positif di pasar modal menyebar lebih luas dan tidak hanya terfokus pada satu sektor saja.
Risiko dan Waspada Koreksi
Meski IHSG mencatat rekor baru, perolehan yang terbatas sekitar 0,28 persen mengindikasikan adanya potensi wait and see di kalangan pelaku pasar. Area 8.380–8.400 menjadi titik krusial yang berpotensi memicu aksi ambil untung ( profit Taking ).
Selain itu, tekanan dari faktor eksternal seperti pergerakan harga komoditas dan dinamika ekonomi global masih dapat mempengaruhi arah IHSG dalam beberapa sesi ke depan.
Investor Strategi: Momentum untuk Evaluasi Portofolio
Bagi investor jangka pendek, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk swing trading di saham-saham sektor properti, infrastruktur, atau kesehatan dengan disiplin pada batas cut loss di bawah support 8.270.
Sementara untuk jangka menengah, level resistance saat ini bisa menjadi momen untuk evaluasi portofolio, mengambil sebagian keuntungan, atau melakukan rebalancing ke saham yang masih undervalued.
Penguatan IHSG di tengah tekanan global menunjukkan daya tahan ekonomi nasional yang cukup baik. Namun, investor tetap disarankan untuk menerapkan manajemen risiko ketat dan menjaga diversifikasi portofolio.
Outlook ke Depan
Secara teknikal, analis memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat menuju 8.400–8.450 jika mampu menembus resistance dengan dukungan volume yang solid. Namun jika gagal, koreksi ke area 8.270–8.320 dapat terjadi dalam waktu dekat.
Fokus pasar utama dalam beberapa pekan ke depan akan menyoroti data makroekonomi domestik seperti inflasi, cadangan devisa, dan arah suku bunga Bank Indonesia, yang dapat menjadi katalis bagi pergerakan indeks berikutnya.
Kesimpulan: IHSG menutup pekan ini dengan catatan positif, menembus rekor tertinggi baru di tengah tekanan eksternal. Sektor properti dan infrastruktur kembali menjadi motor penggerak utama, menunjukkan optimisme terhadap pembangunan nasional dan stabilitas perekonomian Indonesia.
Meski ruang penguatan masih terbuka, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi jangka pendek. Momentum ini bisa menjadi ajang evaluasi portofolio sambil menantikan arah baru pasar modal Indonesia.
Artikel ini dikutip dari berbagai sumber terpecaya, dan kemudian disusun dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Harga Emas UBS dan Galeri24 Kompak Naik Tipis
























