Saham BBCA Paling Aktif Diperdagangkan, Investor Asing Lakukan Net Sell Besar

Gedung PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. (foto:bisnis/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Tim Samuel Sekuritas mencatat saham Bank Central Asia (BBCA) menjadi yang paling aktif diperdagangkan pada sesi pertama perdagangan, Senin (1/9/2025), dengan frekuensi transaksi mencapai 104.470 kali.
Meski aktif, harga saham BBCA justru turun ke level Rp8.000 per saham, menurun tipis dibanding perdagangan sebelumnya Rp8.075 pada 29 Agustus 2025.
Pergerakan harga BBCA selama periode 25 Agustus–1 September 2025 fluktuatif, mulai dari Rp8.475 per saham pada 25 Agustus hingga Rp8.000 pada sesi pertama 1 September.
Selain BBCA, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga aktif diperdagangkan dengan frekuensi masing-masing 73.031 dan 38.386 kali.
Aksi Jual Asing Terhadap Saham Perbankan dan Emiten Lain
Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) besar pada sejumlah saham:
BBCA: net sell 185,23 juta saham (jual 252,51 juta, beli 67,27 juta). BMRI: net sell 100,52 juta saham (jual 137,77 juta, beli 37,25 juta). PSAB: net sell 81,52 juta saham. GOTO: net sell 58,23 juta saham. BKSL: net sell 38,07 juta saham
Aksi jual asing juga tercatat pada saham KLBF, ASLC, BBRI, BULL, dan ADRO pada sesi pertama perdagangan hari ini.
IHSG Terkoreksi Tipis, Faktor Fundamental Masih Solid
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.770,98, turun 0,76% pada sesi pertama. Penurunan ini lebih rendah dibanding awal perdagangan yang sempat terkoreksi hingga 3,6%.
Baca Juga: Saham Roblox Naik Setelah Rekomendasi Wolfe Research, Target Harga Rp2,25 Juta per Lembar
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebut perbaikan IHSG didorong oleh faktor keamanan dalam negeri yang mulai kondusif dan data makro ekonomi positif. Neraca perdagangan Indonesia surplus US$4,2 miliar pada Juli 2025, sementara Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur kembali ekspansif di 51,5 pada Agustus.
“Investor masih menilai fundamental makro ekonomi Indonesia solid, tercermin dari PMI manufaktur yang kembali ekspansif dan neraca dagang yang surplus,” kata Nafan. (**/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Tarif Listrik yang Berlaku per 1 September 2025, Ini Rinciannya