Medan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) melaporkan tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2025 mencapai 4,42 persen, didorong oleh kenaikan harga di hampir seluruh kelompok pengeluaran.

Statistisi Ahli BPS Sumut, Derma Waruwu, menjelaskan bahwa inflasi yoy ini terjadi akibat kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,72 pada Agustus 2024 menjadi 110,39 pada Agustus 2025. Adapun inflasi bulanan (month to month/m-to-m) tercatat sebesar 1,37 persen.

"Komoditas utama yang menjadi penyumbang terbesar inflasi yoy pada Agustus 2025 adalah bawang merah sebesar 0,71 persen, diikuti oleh emas perhiasan 0,43 persen, beras 0,35 persen, ikan dencis 0,33 persen, dan daging ayam ras 0,25 persen," ujarnya, Senin (1/9/2025).

Untuk inflasi m-to-m, penyumbang terbesar berasal dari cabai merah dengan andil 0,28 persen, disusul bawang merah 0,21 persen, cabai rawit 0,15 persen, daging ayam ras 0,12 persen, dan ikan dencis 0,08 persen.

Kelompok pengeluaran dominan penyumbang inflasi yoy, makanan, minuman, dan tembakau: 3,18 persen. Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 0,58 persen. Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 0,22 persen. Pendidikan: 0,11 persen.

Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 0,11 persen. Kesehatan: 0,07 persen. Transportasi: 0,06 persen. Rekreasi, olahraga, dan budaya: 0,04 persen. Pakaian dan alas kaki: 0,04 persen. Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: 0,02 persen

Meski begitu, beberapa komoditas mencatat deflasi yoy, seperti cabai merah (0,13 persen), angkutan udara (0,06 persen), kentang (0,06 persen), bensin (0,05 persen), dan bawang putih (0,04 persen).

Untuk deflasi m-to-m, yang berpengaruh besar adalah angkutan udara (0,06 persen), tomat (0,03 persen), dan bawang putih (0,02 persen). (Amita/hm17)