Ketegangan Geopolitik dan Tarif Dagang, Rupiah Tertekan ke Rp16.216

Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. (foto: antara)
Jakarta, MISTAR.ID
Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Senin (7/7/2025) pukul 09.15 WIB, dolar AS diperdagangkan di level Rp16.216 atau menguat 31 poin (0,19%) dibandingkan penutupan sebelumnya, setelah dibuka di posisi Rp16.219.
Sepanjang pagi ini, dolar AS bergerak dalam kisaran Rp16.213 hingga Rp16.221. Penguatan dolar terjadi di tengah kondisi pasar global yang penuh tekanan dan ketidakpastian.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan penguatan dolar AS turut dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menerapkan tarif tinggi terhadap negara-negara yang belum melakukan negosiasi dagang dengan Washington.
“Tarif tinggi dari AS menjadi kekhawatiran bagi perdagangan global. Negara-negara yang selama ini mengandalkan ekspor ke AS akan kesulitan mencari pasar alternatif,” ujarnya.
Selain itu, ketegangan geopolitik juga membebani sentimen pasar, menyusul aksi militer Israel terhadap Yaman yang memicu kekhawatiran meningkatnya konflik di kawasan Timur Tengah. Kondisi ini menyebabkan investor cenderung menghindari aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Dari dalam negeri, Ariston menambahkan sektor manufaktur Indonesia masih berada dalam zona kontraksi yang lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya, yang turut menekan performa ekonomi nasional dan menjadi sentimen negatif bagi rupiah.
IHSG Naik Tipis
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini. Mengutip data RTI, IHSG berada di level 6.866,09 atau naik tipis 0,01% (0,90 poin) pada pukul 09.10 WIB.
IHSG sempat dibuka di level 6.874,00 dengan pergerakan harian di kisaran 6.852,84 hingga 6.879,48.
Volume transaksi mencapai 1,23 miliar saham dengan nilai turnover sebesar Rp617,60 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 98.821 kali. Tercatat 201 saham menguat, 222 melemah, dan 196 stagnan.
Secara mingguan, IHSG tercatat melemah 0,90%, sementara dalam sebulan turun 2,88%. Namun dalam tiga bulan terakhir indeks menguat 5,37%, meskipun masih mencatat penurunan 2,40% dalam setahun terakhir. (mtr/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Ingin Batalkan Tiket Kereta Api? Ini Syarat dan Prosedurnya