Tuesday, July 8, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Ikan Laut Langka di Pasar Tradisional Langkat Sejak Dua Pekan Terakhir

journalist-avatar-top
Selasa, 8 Juli 2025 12.04
ikan_laut_langka_di_pasar_tradisional_langkat_sejak_dua_pekan_terakhir

Ikan dan hasil laut lainnya langka di Pasar Baru Stabat. (foto: endang/mistar)

news_banner

Langkat, MISTAR.ID

Kelangkaan ikan laut terjadi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Langkat. Salah satunya terpantau di Pasar Baru Stabat, Kelurahan Stabat Baru, Kecamatan Stabat, yang mengalami penurunan drastis pasokan ikan laut dalam dua pekan terakhir.

Iwan, salah seorang pedagang ikan, mengatakan kelangkaan ini disebabkan oleh cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak tinggi, yang membuat nelayan tidak berani melaut.

“Sudah dua minggu ini nelayan di Brandan, Pangkalan Susu, dan Tanjung Pura tidak bisa melaut karena cuaca buruk. Angin kencang dan ombaknya tinggi,” ujar Iwan, Selasa (8/7/2025).

Minimnya pasokan menyebabkan harga ikan laut melonjak signifikan. Ikan dencis cuking yang biasanya dijual Rp30.000 per kilogram, kini tembus Rp50.000. Ikan pari naik dari Rp45.000 menjadi Rp70.000 per kilogram, sementara ikan gembung kuring naik dari Rp40.000 menjadi Rp55.000 per kilogram.

"Ikan kakap dari harga biasa Rp45.000, sekarang Rp70.000 per kilogram. Cumi-cumi dari Rp50.000 menjadi Rp70.000, dan udang laut naik dari Rp30.000 menjadi Rp55.000,” ucap Iwan.

Kelangkaan ikan ini turut dikeluhkan pembeli. Yuni, salah seorang pengunjung Pasar Baru Stabat, mengatakan meski harga tinggi, ia tetap membeli demi kebutuhan warung makannya.

"Ikan laut susah didapat. Hari ini saja hanya sedikit pedagang yang jualan. Mau tak mau tetap beli, walau mahal, karena untuk masakan di rumah makan," katanya.

Yuni juga menuturkan bahwa ikan beku atau “ikan paket” dari Cold Storage Belawan sebenarnya masih tersedia, namun kurang diminati karena kualitas rasa yang berbeda. “Kalau dimasak, ikan paket itu kadang terasa gatal di mulut. Jadi banyak warga enggan beli,” tuturnya.

Para pedagang memperkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga awal Agustus 2025, tergantung pada cuaca di wilayah laut Sumatera. (endang/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN