BMKG: Kota Medan Masuki Musim Kemarau, Siang Panas dan Malam Hujan

Ilustrasi Kota Medan. (Foto: Detikcom/Haris Fadhil/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Cuaca di Kota Medan dan sekitarnya terasa cukup panas pada siang hari dalam beberapa hari terakhir. Menanggapi fenomena ini Prakirawan Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Martha Manurung mengungkapkan cuaca panas itu disebabkan oleh musim kemarau yang terjadi di wilayah Kota Medan dan sekitarnya.
"Saat ini Kota Medan musim kemarau. Pada masa ini, radiasi matahari cukup tinggi di siang hari, sehingga menyebabkan suhu permukaan meningkat dan terasa menyengat," katanya saat dikonfirmasi Mistar melalui seluler, Selasa (8/7/2025).
Ia pun mengatakan, kondisi cuaca panas di Kota Medan dan sekitarnya diprakirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
BMKG pun menjelaskan cuaca hujan yang mengguyur wilayah Kota Medan sekitarnya pada siang hari ini. Kata Martha, hal ini cukup biasa terjadi di tengah musim kemarau, karena cuaca bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.
"Ketika radiasi matahari cukup tinggi pada siang hari mengakibatkan suhu permukaan meningkat, sehingga penguapan juga tinggi dan memicu pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan yang semakin berkembang pada siang hingga menjelang sore hari ini," kata dia.
Sehingga, lanjut dia, hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di Kota Medan siang ini. Biasanya, kata Martha, hujan hanya bersifat lokal dan singkat, tetapi intens.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan penyebab cuaca hujan yang kerap mengguyur wilayah Kota Medan dan sekitarnya pada malam hari beberapa hari belakangan.
"Pemanasan pada siang hari memicu pembentukan awan konvektif yang berkembang pesat di sore ataupun malam hari. Sehingga, muncul hujan lebat, petir, dan angin kencang secara tiba-tiba," ujarnya.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat supaya senantiasa waspada dengan cuaca panas pada siang hari serta hujan malam hari di wilayah Kota Medan dan sekitarnya.
"Hujan bersifat lokal dan singkat, tapi intens, sering disertai angin maupun petir. Tetap perlu diwaspadai terutama terhadap potensi cuaca ekstrem lokal seperti angin puting beliung, petir, atau pohon tumbang," tutur Martha. (deddy/hm25)