Harga Minyak Dunia Anjlok ke US$60 per Barel, Pasokan Melimpah dan Permintaan Melemah


Ilustrasi kilang minyak (Foto: Istimewa/Mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Harga minyak mentah dunia kembali melemah pada perdagangan Selasa (21/10/2025). Penurunan ini menempatkan harga minyak di level terendah dalam lima bulan terakhir akibat kekhawatiran kelebihan pasokan global dan melemahnya permintaan energi.
Berdasarkan data Reuters, harga minyak mentah Brent turun ke kisaran US$60,84 per barel, sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat di sekitar US$57,22 per barel. Kondisi ini menandai tren penurunan harga yang berlangsung selama dua hari berturut-turut.
Analis energi menyebut, melemahnya harga minyak dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan (supply glut) di pasar global. Sementara itu, prospek permintaan energi dunia juga menurun seiring perlambatan ekonomi dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil: Ketegangan Impor Minyak Rusia ke India dan Dampaknya Terhadap Pasokan Global
Laporan Reuters mencatat, struktur pasar minyak kini berada dalam kondisi contango, di mana kontrak jangka panjang diperdagangkan lebih mahal dibandingkan kontrak jangka pendek. Hal ini menunjukkan ekspektasi bahwa pasokan melimpah sementara permintaan melemah dalam waktu dekat.
Selain faktor ekonomi global, penurunan harga minyak juga terjadi di tengah gangguan produksi di beberapa wilayah, termasuk lapangan minyak di Kazakhstan yang terdampak akibat serangan terhadap fasilitas energi Rusia.
Analis memperingatkan bahwa kondisi pasar minyak masih rentan terhadap fluktuasi. Jika produksi tidak dikurangi dan permintaan belum pulih, harga berpotensi terus berada di level rendah. Namun, bagi negara pengimpor minyak, penurunan harga ini bisa menjadi kabar positif karena menekan biaya impor energi.
Sementara itu, International Energy Agency (IEA) mencatat bahwa surplus minyak global masih meningkat dan perlu ada penyesuaian antara produksi serta permintaan agar harga kembali stabil.
Pergerakan harga minyak dunia ini juga berpotensi memengaruhi kebijakan energi nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang masih bergantung pada impor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
(hm17)
BERITA TERPOPULER









