Wednesday, October 8, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Harga Cabai Merah di Siantar Naik Lagi, Pemko Gelar Gerakan Pangan Murah

Rabu, 8 Oktober 2025 13.55
harga_cabai_merah_di_siantar_naik_lagi_pemko_gelar_gerakan_pangan_murah

Gerakan pangan murah yang digelar di Pematangsiantar. (Foto: Abdi/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Harga cabai merah di Pasar Dwikora, Kota Pematangsiantar, kembali naik setelah sempat turun selama dua hari. Rabu (8/10/2025), harga cabai merah kini berkisar Rp84.000 hingga Rp92.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp76.000 hingga Rp80.000 per kilogram.

Salah satu pedagang cabai, Rani, mengatakan kenaikan harga disebabkan meningkatnya permintaan pasar sementara pasokan dari petani masih terbatas. “Permintaan cabai sangat tinggi, tapi stok dari petani sedikit. Jadi harga belum bisa turun,” ujarnya kepada Mistar.

Selain cabai merah, harga cabai rawit dan cabai hijau masih stabil di angka Rp28.000 per kilogram. Sementara bawang merah dan bawang putih masing-masing dijual Rp36.000 per kilogram.

Untuk mengendalikan inflasi akibat kenaikan harga cabai merah, Pemerintah Kota Pematangsiantar menggelar Gerakan Pangan Murah di Gedung Balairung Rajawali, Kecamatan Siantar Utara, mulai 8-10 Oktober dan 14-17 Oktober 2025.

“Saat ini harga cabai merah di Pematangsiantar naik cukup signifikan dan menjadi penyumbang inflasi. Penurunan produksi dari daerah penghasil menjadi penyebab utama,” ujarnya kata Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan, Laila M. Nasution, dan berharap kegiatan ini bisa menjaga stabilitas harga.

Dijabarkannya, dalam pasar murah tersebut, sejumlah bahan kebutuhan pokok dijual dengan harga di bawah pasar, antara lain: beras SPHP Rp56.500 per 5 kilogram, minyak goreng Merek Kita Rp14.500 per liter, cabai merah Rp58.000 per kilogram, cabai rawit Rp23.000 per kilogram, dan tomat Rp7.000 per kilogram.

"Setiap pembeli dibatasi maksimal 10 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, ¼ kilogram cabai merah, ¼ kilogram cabai rawit, dan 1 kilogram tomat," ucapnya.

Terpisah, Akademisi Universitas Simalungun (USI), Raja M. Nainggolan, menilai lonjakan harga cabai berdampak luas terhadap rantai pasok dan pola konsumsi. Distributor terpaksa menyesuaikan harga jual, sementara konsumen mulai mengurangi pembelian.

“Usaha kuliner seperti warung makan dan produsen sambal juga terdampak. Banyak yang mengurangi penggunaan cabai atau menaikkan harga jual makanan untuk menutup biaya produksi,” katanya.

Ia menjelaskan, pemerintah perlu segera melakukan intervensi pasar terhadap beberapa kebutuhan pokok yang mengalami inflasi dalam beberapa periode terakhir.

“Pemerintah harus memastikan rantai pasok dari hulu hingga hilir terjaga untuk menghindari kelangkaan yang berlarut,” katanya menjelaskan.

Ia menambahkan, pemerintah perlu terus membaca situasi harga kebutuhan, terutama dari daerah pemasok kebutuhan pokok ke Pematangsiantar.

“Masyarakat tetap optimistis terhadap kebijakan pemerintah dan aktif melakukan diversifikasi sumber kebutuhan dengan harga yang lebih bersaing,” tuturnya.

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN