Warga Tanjung Tiram Beli Air Rp30 Ribu per Hari Akibat PDAM Mati

Warga Tanjung Tiram terpaksa membeli air bersih akibat PDAM Tirta Tanjung tidak mengalir ke rumah pelanggan. (foto:dokwarga/mistar)
Batu Bara, MISTAR.ID
Warga Kelurahan Tanjung Tiram, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, kembali mengeluhkan layanan air bersih dari PDAM Tirta Tanjung yang sudah dua bulan tidak mengalir ke rumah mereka.
“Selama hampir dua bulan air PDAM tidak kunjung hidup. Kami terpaksa membeli air setiap hari dengan biaya sekitar Rp30.000,” ujar Irma (42), warga Jalan Kartini, Kelurahan Tanjung Tiram, Kamis (6/11/2025).
Irma mengungkapkan, dirinya bersama puluhan warga lainnya telah beberapa kali mendatangi Kantor PDAM di Jalan Merdeka Tanjung Tiram untuk meminta penjelasan dan solusi.
“Ini sudah kali kelima kami datang ke kantor PDAM. Tapi sampai sekarang, yang kami dapat hanya janji,” keluh Irma yang diamini oleh Asiah (56), warga setempat.
Asiah menambahkan, sejak air PDAM berhenti mengalir dua bulan terakhir, pengeluaran keluarga meningkat tajam.
“Air harus dibeli, pakaian kami laundry, dan anak-anak kadang terpaksa mandi air laut sebelum berangkat sekolah,” ujarnya.
Menurut Asiah, untuk mandi, keluarganya sering menumpang ke rumah kerabat di daerah Pangkalan yang memiliki sumur bor, dengan biaya Rp10.000 sekali mandi.
“Pak Bupati yang terhormat, tolong bantu kami warga Tanjung Tiram. Kalau PDAM belum bisa diperbaiki segera, mohon disediakan solusi sementara agar kami tidak terus membeli air,” pinta Asiah.
Warga juga mengancam akan mendatangi Kantor Bupati Batu Bara pada Senin depan untuk menyampaikan keluhan secara langsung kepada Bupati, mempertanyakan penyebab air PDAM Tirta Tanjung tak kunjung mengalir.
Terpisah, Bidang Teknik PDAM Tirta Tanjung, Incek, menjelaskan bahwa gangguan air terjadi sejak awal Oktober 2025.
“Air tidak mengalir di beberapa wilayah seperti Jalan Kartini, Jalan Nelayan, Jalan Rakyat sebagian, Ujung Boom, dan Jalan Terang Bulan sebagian,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, penyebab utama gangguan disebabkan oleh runtuhnya sumber mata air, sehingga saat proses penyedotan, air yang naik justru bercampur lumpur.
“Kami usahakan dalam waktu seminggu ini, aliran air PDAM sudah bisa normal kembali,” sebutnya. (hm16)



























