Wednesday, October 22, 2025
home_banner_first
SUMUT

Entok Jadi Alternatif Sumber Protein Murah di Deli Serdang, Gantikan Daging Sapi

Mistar.idRabu, 22 Oktober 2025 13.39
RE
HS
entok_jadi_alternatif_sumber_protein_murah_di_deli_serdang_gantikan_daging_sapi

Peternak menjual entok ke pedagang di Pasar Lubuk Pakam. (Foto: Hendra Sembiring/Mistar)

news_banner

Deli Serdang, MISTAR.ID

Entok atau itik serati (dikenal juga sebagai basor di beberapa daerah) kini semakin diminati warga Kabupaten Deli Serdang sebagai alternatif sumber protein hewani pengganti daging sapi.

Selain rasanya yang khas dan teksturnya yang gurih, daging entok juga dinilai memiliki kandungan nutrisi tinggi serta harga yang lebih terjangkau.

Menurut peternak entok asal Kecamatan Beringin, Ahmad Kandang, usaha ternak entok mulai banyak digeluti masyarakat karena dinilai lebih ekonomis dan mudah dipelihara.

“Entok jantan rata-rata memiliki bobot badan 5–5,5 kilogram per ekor, sedangkan betina sekitar 2,5–3 kilogram per ekor,” ujar Ahmad saat ditemui di kandangnya, Rabu (22/10/2025).

Ahmad menjelaskan, meski masih tergolong usaha sampingan, beternak entok tetap memberikan keuntungan menjanjikan.

“Dengan membudidayakannya selama 90 hari, bisa memberikan tambahan penghasilan,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan peternak entok asal Kecamatan Pantai Labu, Subakir. Menurutnya, daging entok memiliki aroma yang lebih lembut dibandingkan daging itik pada umumnya.

“Pasar entok masih cukup besar. Bahkan, kami para peternak kadang kewalahan memenuhi permintaan pembeli,” ucap Subakir.

Sementara itu, Sugiono, peternak asal Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, menilai daging entok bisa menjadi pilihan masyarakat di tengah tingginya harga daging sapi yang kini menembus lebih dari Rp100.000 per kilogram.

“Daging entok kandungan proteinnya hampir sama dengan daging sapi, tapi harganya jauh lebih murah,” katanya.

Dari sisi biaya pemeliharaan, entok juga tergolong hemat. Peternak dapat memanfaatkan pakan alternatif seperti keong sawah, kangkung, daun pepaya, atau limbah rumah tangga.

Selain itu, entok dikenal lebih tahan terhadap penyakit dan sudah beradaptasi baik dengan lingkungan tropis Indonesia.

“Entok bisa dipanen dalam waktu tujuh sampai delapan minggu untuk jenis pedaging. Lemaknya juga lebih sehat dibandingkan sapi karena kadar lemak jenuhnya lebih rendah,” tutur Subakir. (hm20)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN