Monday, September 15, 2025
home_banner_first
SUMUT

BKSDA Stabat Lepasliarkan Penyu Hijau ke Perairan Desa Jaring Halus

journalist-avatar-top
Senin, 15 September 2025 14.31
bksda_stabat_lepasliarkan_penyu_hijau_ke_perairan_desa_jaring_halus

Petugas BKSDA Wilayah II Sumut dan relawan melepasliarkan penyu hijau di perairan Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. (Foto: Dokumen BKSDA Stabat)

news_banner

Langkat, MISTAR.ID

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Stabat melepasliarkan seekor penyu hijau (Chelonia mydas) di perairan Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Senin (15/9/2025).

Satwa yang dilindungi ini merupakan hasil penyerahan masyarakat Desa Jaring Halus setelah sebelumnya tersangkut di jaring nelayan.

Kepala Seksi BKSDA Wilayah II Stabat, Bobby Nopandry, menyatakan pelepasan dilakukan setelah pemeriksaan dokter hewan didampingi petugas Seksi Konservasi Wilayah II Stabat serta Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI).

Hasil pemeriksaan menyatakan kondisi penyu sehat sehingga direkomendasikan untuk dilepasliarkan kembali setelah melalui proses tagging mikrocip.

Hewan seberat 22 kilogram itu dilepaskan sekitar tujuh kilometer dari bibir pantai.

“Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu yang dilindungi oleh Undang-Undang RI dan menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) termasuk kategori hewan terancam punah,” ujar Bobby.

BKSDA Wilayah II Stabat juga berterima kasih kepada warga dan nelayan Desa Jaring Halus yang secara sukarela menyerahkan satwa dilindungi itu dan tidak memeliharanya.

Penyu hijau (Chelonia mydas) adalah penyu laut besar dari keluarga Cheloniidae. Hewan ini satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia dan hidup di semua laut tropis dan subtropis, terutama di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

Disebut penyu hijau karena terdapat lapisan lemak berwarna hijau di bawah cangkangnya. Penyu hijau merupakan satu dari enam jenis penyu di Indonesia yang paling sering ditemukan.

Jumlah penyu hijau saat ini semakin berkurang karena banyak diburu untuk diambil pelindung tubuhnya (karapas dan plastron) sebagai hiasan, telurnya sebagai sumber protein tinggi dan obat, juga dagingnya sebagai bahan makanan.

“Untuk itu upaya pelestarian terhadap satwa tersebut perlu dilakukan, salah satunya dengan merehabilitasi penyu yang tertangkap nelayan untuk kemudian dikembalikan ke habitatnya,” kata Bobby.

Selain itu, upaya penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya konservasi penyu harus terus digalakkan guna menjaga kelestarian satwa langka tersebut. (endang/hm25)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN