Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
SUMUT

Antisipasi Koperasi Tutup Usai Diresmikan, Wali Kota Binjai Sidak KMP Sukamaju

journalist-avatar-top
Jumat, 25 Juli 2025 19.08
antisipasi_koperasi_tutup_usai_diresmikan_wali_kota_binjai_sidak_kmp_sukamaju

Wali Kota Binjai Amir Hamzah saat meninjau pelayanan KMP Sukamaju. (foto: Diskominfo Binjai)

news_banner

Binjai, MISTAR.ID

Wali Kota Binjai Amir Hamzah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Koperasi Merah Putih (KMP) Sukamaju di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Binjai Barat, Jumat (25/7/2025).

Sidak ini dilakukan untuk memastikan pelayanan koperasi berjalan optimal pasca diresmikan, serta mencegah kejadian serupa seperti di Jawa Timur, di mana Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Pucangan sempat viral karena langsung tutup sehari setelah diresmikan Presiden Prabowo Subianto.

"Benar, Pak Wali datang langsung untuk memastikan KMP Sukamaju tetap beroperasi dengan baik, jangan sampai seperti koperasi di Jawa yang baru diresmikan langsung tutup," ujar Ketua KMP Sukamaju, Andriansyah.

Dalam kunjungan tersebut, Amir Hamzah memberikan sejumlah catatan penting kepada pengurus koperasi, salah satunya adalah memastikan seluruh gerai di bawah KMP Sukamaju memberikan pelayanan terbaik kepada para anggota.

Saat ini, terdapat tujuh gerai usaha yang telah tergabung dalam KMP Sukamaju, antara lain gerai sembako (Embrio Kophub), apotek desa, kantor koperasi, unit usaha simpan pinjam (Embrio Kop Bank), klinik desa, cold storage, dan unit distribusi logistik.

"Semua gerai sudah aktif dan mendapat sambutan baik dari anggota," kata Andriansyah.

Ia juga menyampaikan saat ini koperasi sedang berupaya menjalin kemitraan dengan pemasok kacang kedelai, untuk mendukung sektor UMKM tahu-tempe di wilayah tersebut. Kebutuhan kedelai cukup tinggi karena sebagian besar anggota koperasi adalah pelaku usaha tahu dan tempe.

"Kami sudah mengajukan permohonan ke pemerintah agar bisa dicarikan mitra pemasok kacang kedelai. Pemerintah menyatakan akan membantu mencarikan solusi," ucapnya.

KMP Sukamaju sendiri memiliki sekitar 500 anggota, terdiri dari 42 pengusaha pabrik tahu, 9 pengusaha tempe, 1 pabrik tahu kering, serta berbagai pelaku usaha lain seperti petani, pengrajin bambu, hingga peternak.

Andriansyah menambahkan, perputaran ekonomi dari sektor UMKM tahu-tempe dalam koperasi ini mencapai sekitar Rp2,5 miliar per bulan. Namun, tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah mahalnya harga kacang kedelai, yang mengganggu kelangsungan produksi.

“Kebutuhan kedelai sekitar 8 sampai 9 ton per hari, atau sekitar 240 ton per bulan. Kami ingin memastikan suplai dengan harga yang lebih terjangkau agar usaha tetap berjalan,” tuturnya. (bayu/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN