Medan, MISTAR.ID

Di tengah modernisasi Kota Medan yang terus berkembang pesat, masih berdiri kokoh sebuah rumah panggung khas Melayu di Jalan Rambutan, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat. Rumah kayu berarsitektur tradisional ini menjadi saksi bisu zaman, mempertahankan jati dirinya di tengah deretan gedung pencakar langit. Bangunan ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya arsitektur Melayu Deli, tetapi juga menyimpan kisah panjang tentang kehidupan masyarakat Melayu yang pernah mendominasi kawasan ini.

Rumah ini dibangun di atas tiang-tiang kayu, dengan struktur panggung yang berfungsi untuk menghindari banjir serta memberi sirkulasi udara alami. Atapnya berbentuk lipat kajang, khas rumah Melayu yang dirancang agar tahan panas dan hujan tropis. Dinding-dindingnya terbuat dari papan kayu yang telah menghitam dimakan usia, namun tetap kokoh dan memancarkan nuansa tradisional yang kuat. Ornamen ukiran sederhana tampak di beberapa sudut rumah, menandakan sentuhan estetika khas budaya Melayu yang penuh makna.

Penghuni rumah tersebut adalah seorang wanita lanjut usia, Rusmini Hasibuan atau yang kerap disapa Ompung yang kini berusia 83 tahun yang telah tinggal di rumah itu sejak kecil. Ia tetap memilih bertahan di rumah warisan keluarganya meski lingkungan sekitar telah berubah drastis. Baginya, rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, kehangatan kenangan masa kecil membuatnya enggan meninggalkan rumah panggung yang sarat nilai sejarah dan identitas yang tidak tergantikan.

Kehadiran rumah panggung ini menjadi pengingat akan pentingnya pelestarian warisan budaya dan sejarah lokal di tengah arus modernisasi. (Fiqih/hm21).