Satgas Pangan Sidak Kilang Padi, Polda Sumut Telusuri Dugaan Beras Oplosan

Kasubbit I Indagsi Dirkrimsus Polda Sumut, AKBP Edriyan Wiguna saat memberikan keterangan pers (foto:Dokumen Polda Sumut/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Tim Satgas Pangan Polda Sumatera Utara (Sumut) bersama Satgas Pangan Provinsi Sumut terus melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah swalayan dan kilang padi. Kegiatan ini dilakukan untuk menelusuri dugaan praktik beras oplosan di wilayah Sumut yang mencuat ke publik dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satu titik yang disidak adalah Kilang Padi Bintang Jaya dan Kilang Padi Horas yang berada di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.
Kasubdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Sumut, AKBP Edriyan Wiguna, menyebut sidak ini dilakukan guna memastikan kualitas beras yang dijual ke masyarakat, serta mengawasi stok dan stabilitas harga.
“Kilang Padi Bintang Jaya memproduksi beras medium dan premium dengan harga Rp135.500–Rp152.000 per 10 kg, dengan stok sekitar 6 ton. Sementara gabah tersedia sekitar 5 ton,” ucap Edriyan, Jumat (25/7/2025).
Sedangkan Kilang Padi Horas diketahui memproduksi beras dalam kemasan 5–30 kg dengan harga berkisar Rp75.000–Rp410.000. Stok beras dan gabah di tempat ini masing-masing mencapai sekitar 8 ton. Harga pembelian gabah di kilang ini berada pada kisaran Rp8.200–Rp8.300 per kilogram.
Sampel Beras Diuji Laboratorium
Tim dari Polda Sumut juga telah mengambil sampel beras dari kedua kilang untuk diuji di laboratorium milik Disperindag Sumut, guna memastikan tidak adanya campuran atau pengoplosan yang melanggar aturan.
“Pemeriksaan masih berjalan. Sampel sedang diuji di laboratorium. Kami juga telah meminta keterangan dari sejumlah pihak,” kata Edriyan.
KPPU Soroti Label dan Kemasan
Kepala KPPU Kanwil I Sumut, Ridho Pamungkas, turut menyoroti hasil sidak yang menunjukkan adanya kemasan beras yang tidak mencantumkan label mutu, tanggal produksi, dan alamat produsen.
“Dari pengamatan kami, ada kemasan tanpa label yang valid. Meskipun berat kemasan masih dalam batas toleransi, tetap harus diawasi,” ujar Ridho.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak panik karena pasokan beras diprediksi akan kembali normal saat panen raya pertengahan Agustus 2025.
Penyelidikan Berlanjut
Sebelumnya, Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap dugaan praktik beras oplosan.
“Masih dalam proses penyelidikan. Untuk detailnya, bisa ditanyakan ke Dirkrimsus,” ujar Kapolda saat diwawancarai, Rabu (23/7/2025).
Sementara itu, Dirkrimsus Polda Sumut Kombes Rudi Rifani mengungkapkan bahwa proses penyelidikan terus berjalan. Menurutnya, pembuktian beras oplosan membutuhkan waktu karena harus melalui uji laboratorium mutu dan kandungan beras.
“Penyelidikan sudah dilakukan, dan tim kami masih bekerja di lapangan. Sampai saat ini, belum ditemukan indikasi kuat adanya beras oplosan,” katanya.
Rudi menambahkan, sebelumnya Satgas Pangan juga telah melakukan pemeriksaan terhadap dua merek beras dari sejumlah swalayan. Sampel-sampel tersebut kini masih menunggu hasil laboratorium.
“Hasil laboratoriumnya belum keluar. Kita masih menunggu untuk memastikan mutu dan komposisinya,” tutur Rudi mengakhiri. (matius/hm27)