Sunday, August 17, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Tugu Prasasti Sejarah Perjuangan Pengibaran Bendera Merah Putih di Siantar Terabaikan

journalist-avatar-top
Minggu, 17 Agustus 2025 19.31
tugu_prasasti_sejarah_perjuangan_pengibaran_bendera_merah_putih_di_siantar_terabaikan

Prasasti pengibaran Bendera Merah Putih di Siantar. (foto: Abdi/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Setiap tanggal 17 Agustus seluruh rakyat Indonesia, dimanapun berada bersukacita merayakan detik-detik proklamasi kemerdekaan. Peringatan yang digelar secara nasional dari ibukota hingga ke pelosok dusun ini, pada sisi lain membuktikan semangat juang patriot-patriot bangsa senantiasa dikenang.

Susana baru kita lihat pada tahun 2025 ini, pemerintah menghimbau agar sang Merah putih dikibarkan sebulan penuh, baik di kantor-kantor pemerintahan maupun swasta, juga rumah-rumah warga di seluruh indonesia.

Terkait dengan nasionalisme, kebetulan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengingat perjuangan bangsa, khususnya para pemuda di Pematangsiantar pada awal kemerdekaan.

Sebuah tembok besar berdiri di Lapangan Pariwisata, Kota Pematangsiantar tepatnya di balik tugu Becak. Namun masih ada warga Kota Pematangsiantar yang belum menyadari keberadaan cagar budaya prasasti Pengibaran Bendera Merah Putih pertama di Kota Pematangsiantar tersebut.

Nabila, 23 tahun mengatakan ia tidak menyangka ada prasasti di ruang publik tersebut. Ia mengaku hanya tahu sekilas tentang keberadaan prasasti yang jadi penanda perjuangan kemerdekaan di Pematangsiantar.

"Cuma tahu sekilas saja, awalnya saya cuma tahu ada Prasasti pengibaran bendera merah putih yang juga berada di sana," ujarnya, kepada Mistar.id Minggu (17/8/2025).

Ia kagum melihat tugu yang kini menjadi satu cagar budaya di Kota Pematangsiantar. Ia menilai masyarakat bisa tahu banyak tentang perjuangan untuk mengibarkan bendera merah putih pertama kali di Pematangsiantar.

Mahasiswa Universitas Simalungun ini menyebut prasasti ini semestinya bisa menjadi pedoman bagi kaum muda Pematangsiantar untuk menanamkan semangat juang.

Prasasti ini punya nilai sejarah bagi Kota Pematangsiantar karena pemuda pribumi dan kekuatan rakyat Siantar, Simalungun, setelah pertempuran melawan Belanda yang terjadi pada 27 September 1945.

"Cuma sayang sekali belum banyak masyarakat yang mengetahui cerita sejarah di balik prasasti ini," ujarnya.

Wanita berkerudung ini berharap keberadaan prasasti ini tidak diabaikan. Keberadaannya mesti menjadi perhatian pemerintah daerah dan masyarakat.

Semua pihak mesti ikut merawat sekaligus ikut menjaga prasasti ini. Ia juga berharap prasasti ini bisa dibenahi agar bisa menjadi daya tarik masyarakat karena jadi objek wisata edukasi sejarah.

Warga lainnya, Darman juga baru tahu Tembok itu merupakan lokasi pengibaran bendera pertama di Kota Pematangsiantar. Selama ini ia tidak menyadari ada benda bersejarah berada dalam areal Lapangan Pariwisata. Awalnya ia cuma mengira bahwa hanya sebuah tembok biasa saja.

Namun setelah dilihat secara seksama tembok itu menjadi satu saksi bisu perjuangan pemuda pribumi Siantar Simalungun. Mereka dengan sigap mengibarkan bendera merah putih sebulan selepas proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Proses pengibaran bendera merah putih pertama di Kota Pematangsiantar pasca Indonesia merdeka baru berlangsung pada 27 September 1945. Sang saka baru berkibar di Kota Pematangsiantar satu bulan pasca Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung pada 17 Agustus 1945.

Penggiat budaya di Kota Pematangsiantar Sultan Saragih mengatakan ada sejarah tersendiri tentang aktivitas pengibaran sang merah putih di Pematangsiantar.

Peristiwa berani nan heroik yang digagas Abdul Aziz Siregar bersama puluhan pemuda ini yang digelar di lapangan pagoda atau lapangan merdeka atau yang lebih akrab disebut taman bunga pada 27 September 1945.

"Di lokasi pengibaran Merah Putih pertama kalinya itu, pada tahun 1996 dibangun sebuah monumen kecil berbentuk prasasti. Pertanda bahwa disana pernah terjadi peristiwa yang penting dikenang sebagai memori kolektif sekaligus edukasi historis bagi generasi muda," ucapnya.

Ia melanjutkan prasasti yang diukir pada marmer hitam dilekatkan di atas bangunan konstruksi bata berplester massif tersebut, kini terletak di Jalan Merdeka, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, tak jauh dari balai Kota.

"Tulisan yang ada di prasasti itu berbunyi tanggal 27 september 1945 disekitar ini terjadi peristiwa upacara penggerakan pengibaran bendera merah putih yang pertama di Pematangsiantar dan Simalungun oleh pemuda-pemuda dan kekuatan rakyat Siantar Simalungun," jelasnya.

Sultan menyayangkan masih banyak masyarakat Pematangsiantar yang tidak mengetahui keberadaan prasasti yang menjadi momen sejarah pemuda kota itu saat Indonesia Merdeka tersebut.

Lokasinya yang tersembunyi dan tidak menarik perhatian masyarakat untuk sekedar singgah dan mengingat nilai sejarah perjuangan yang ada di kota tersebut.

"Meskipun punya nilai historis, ironisnya prasasti ini seperti tersembunyi sehingga orang yang melintas tidak mengetahui sama sekali jika di sekitar itu pernah terjadi sebuah peristiwa sejarah, di lokasi tersebut sebagai pertanda pengibaran Merah Putih pertama kalinya di Kota Pematang Siantar," ucapnya.

Sultan meminta Pemerintah Kota Pematangsiantar seharusnya melakukan perawatan dan menambah fasilitas pendukung, seperti kursi sebagai tempat istirahat masyarakat dan taman hiburan anak-anak di sekitar Prasasti Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Kota Pematangsiantar.

"Secara di lokasi gersang tidak ada pertanda, taman-taman di sekitar juga tidak ada ditanami bunga. Bagaimana masyarakat mengetahui bahwa itu adalah monumen sejarah, sedangkan untuk menikmatinya saja pemerintah tidak memberikan fasilitas. Apalagi untuk tempat istirahat dan hiburan anak-anak supaya betah di waktu liburan, kan miris," tuturnya. (Abdi/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN